REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyiapkan enam langkah untuk menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi pada tahun ini. Langkah tersebut di antaranya adalah menjaga kualitas belanja negara dan daya beli masyarakat.
Menko Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah terkait dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah akan menjaga kualitas belanja negara sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi. "Harus selalu ada ruang fiskal untuk belanja modal dalam APBN," katanya, Jumat (17/1)
Ia mengatakan, tahun ini pemerintah meningkatkan belanja modal 6,7 persen atau sekitar Rp 206 triliun yang sebagian besar disalurkan untuk infrastruktur. Sedangkan, untuk belanja pegawai stagnan di sekitar 19,6 persen dari total anggaran belanja.
Langkah selanjutnya adalah menjaga daya beli masyarakat dengan mengendalikan laju inflasi. Menurutnya, pemerintah sudah bertekad untuk mengendalikan laju inflasi pada level 4,5 plus minus 1 persen sehingga maksimum tahun ini inflasi berada di titik 5,5 persen.
Ketiga, kebijakan mendorong pertumbuhan investasi untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja yang tersedia dan menghindari naiknya jumlah pengangguran. Pemerintah pun akan memperbesar kepeduliannya terhadap seluruh investasi yang sudah ada di Tanah Air agar tidak segera berakhir, apalagi berpindah ke negara lain.
Keempat, meningkatkan daya saing produksi lokal, terutama produk ekspor nonminyak dan gas (migas) melalui diversifikasi pasar tujuan ekspor. Selain itu, dengan meningkatkan keberagaman dan kualitas produk. Pemerintah juga mengendalikan impor produk-produk yang berpotensi menurunkan daya saing produk lokal di pasar domestik.
Terakhir, pemerintah akan memperkuat perdagangan dalam negeri untuk menjaga kestabilan harga, kelancaran barang, serta menciptakan iklim usaha. Menurut Hatta, untuk mencapai hal tersebut, sistem logistik nasional menjadi sangat penting. Oleh sebab itu, pemerintah akan mempercepat penyelesaian proyek yang berkaitan dengan konektivitas, seperti pelabuhan, bandara, dan transportasi massa.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajarannya untuk menjaga inflasi dengan terus memantau perkembangan harga bahan pangan di pasar. Selain itu, mencegah terjadinya pengangguran dengan meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan. "Saya katakan situasi belum aman benar. Oleh karena itu, tahun ini kita harus melakukan pengelolaan dengan sebaik-baiknya," katanya.
Untuk menjaga stabilitas harga atau inflasi, terutama pangan, ia meminta agar penanganannya tidak menunggu harga-harga bergejolak, tetapi harus dipastikan kecukupan pasokan terpenuhi sejak awal tahun. Ia pun berharap kecukupan pangan menjadi prioritas.
Sedangkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, dia berharap pembangunan infrastruktur yang ada dalam Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) benar-benar sesuai dengan yang direncanakan. Menurutnya, penyerapan tenaga kerja bisa terjadi dalam proyek-proyek MP3EI, tetapi sektor lain pun harus memberikan kontribusi, seperti sektor industri, pertanian, dan jasa.
Kewaspadaan pemerintah tersebut sejalan dengan ekspektasi ekonomi global yang diperkirakan tak terlalu baik pada tahun ini. Dalam laporan tahunannya, Bank Dunia menyebutkan, banyak negara-negara kaya yang mengubah ekonominya setelah krisis keuangan.
Kondisi tersebut dapat memberikan pengaruh negatif terhadap ekonomi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat pada 2014 ini dan hanya tumbuh 5,3 persen. n esthi maharani ed: fitria andayani
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.