Senin 20 Jan 2014 05:17 WIB
Dampak Banjir

Banjir Bekasi Butuh Perhatian

Evakuasi warga akibat banjir di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi
Foto: dok PKPU
Evakuasi warga akibat banjir di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Puluhan perumahan di wilayah Kota Bekasi kembali terendam. Intensitas hujan yang masih tinggi membuat semakin banyak warga yang membutuhkan bantuan.

Posko Banjir Kota Bekasi, Jawa Barat, bahkan kehabisan stok beras setelah mendistribusikannya ke permukiman dan penampungan korban banjir. Dinas Sosial Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat, sedikitnya 20 permukiman warga di wilayah setempat terendam banjir sejak Jumat (17/1).

"Banjir kali ini adalah yang kedua kalinya terjadi sepanjang Januari 2014," ujar Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi Agus Dharma, di Bekasi, Ahad (19/1). Penambahan titik pada banjir kali ini berada di Kelurahan Bintaraja, Kecamatan Bekasi Barat.

Lokasi banjir di kota Bekasi, yakni wilayah Jatiluhur, Jatirasa, Jatikramat, dan Jatimekar di Kecamatan Jatiasih. Di Bekasi Selatan, wilayah Jakasetia, Pekayonjaya, Margajaya, dan Kayuringin yang terendam. Sedangkan, di Bekasi Timur yang terkena banjir, yakni Margahayu, Arenjaya. Kecamatan Bekasi Utara, Telukpucung, dan Kaliabang Tengah.

Kecamatan Rawalumbu, Kecamatan Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondokgede juga masing-masing memiliki daerah yang tergenang banjir. "Dari sebagian lokasi itu kami mencatat, ada 1.500 korban banjir yang kita evakuasi ke pengungsian," katanya.

Dikatakan Agus, ketinggian air di masing-masing lokasi tersebut bervariasi antara 60 sentimeter hingga 150 sentimeter. Lokasi banjir didominasi permukiman penduduk yang saluran airnya rusak serta berada di lokasi cekungan.

Banyaknya warga yang mengungsi membuat Pemkot Bekasi kewalahan menangani pengungsi. "Beras yang tersedia sebelumnya sebanyak satu ton. Tapi, sudah habis sejak Kamis (16/1)," ujar Agus.

Warga di Perumahan Irigasi Danita RW 14 Bekasi Jaya mengaku, sama sekali belum tersentuh bantuan. Mereka yang mengungsi sejak dua hari lalu masih mengandalkan bantuan dari warga lainnya.

"Perumahan terendam air di ketinggian 70-80 cm sejak Jumat malam (17/1) belum mendapatkan bantuan makan-minum dari pihak Pemerintah Kota Bekasi," ujar Firdaus, pengurus RW 14, Ahad (19/1).

Pengungsi yang khawatir ketinggian air bertambah pun sebagian mengungsi jauh dari kompleks perumahan. Warga juga mengeluhkan lambannya bantuan kiriman perahu karet dan mobil pompa untuk datang ke lokasi banjir. Mobil pompa air milik Dinas Bina Marga dan Tata Air Pemkot Bekasi sempat datang, tapi kemudian pergi ke lokasi banjir lainnya.

Di wilayah Cibitung, Kabupaten Bekasi, banjir juga menggenangi ribuan rumah warga. Banjir di antaranya merendam Perumahan Mustika Wanasari, Kartika Wanasari, Villa Wanasari, Regency, dan Grama Puri.

Kondisi demikian disebabkan jebolnya tanggul sungai yang ternyata baru dibangun satu tahun lalu. Air mulai meningkat sejak Ahad (19/1) dan lebih parah dibandingkan pada Sabtu (18/1).

Genangan air cepat meningkat yang ditambah hujan terus-menerus dengan lebat. Saat ini, warga tercecer mengungsi di pelataran rumah toko (ruko) dan belum didirikan posko pengungsian oleh pemerintah setempat.

Sementara itu, sejumlah ruas jalan menuju jalan raya tertutup genangan air hingga bisa dikatakan sejumlah perumahan dalam keadaan terisolasi. "Kondisi ini lebih parah dibandingkan tahun kemarin, " kata Luluk, warga Mustika Wanasari.

Untuk mengatasi banjir di Kabupaten Bekasi, Ketua Fraksi PAN DPRD Kabupaten Bekasi Daeng Muhammad mengatakan, butuh dana sekitar Rp 600 miliar. Anggaran tersebut untuk melakukan normalisasi kali di wilayah tersebut.

"Tentunya, dana sebesar itu tidak bisa mengandalkan dari APBD Kabupaten Bekasi, melainkan harus ada keterlibatan dari pemerintah pusat melalui APBN," katanya saat meninjau lokasi banjir di Cibitung.

Menurutnya, sungai di wilayah Bekasi sudah sangat kritis mengingat banyaknya kawasan yang semula daerah resapan air berubah fungsi menjadi kawasan industri atau perumahan.

Hingga, tidak heran, katanya, ketika hujan turun air di sungai tidak tertampung lagi dan merendam permukiman penduduk. "Pemerintah pusat juga harus turut peduli dengan normalisasi sungai di Bekasi," katanya. n antara ed: wulan tunjung palupi

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement