Senin 20 Jan 2014 07:49 WIB
Laporan Fitch Rating

Penerbitan Sukuk akan Pecahkan Rekor

Sukuk gets more popular as an interesting investment instrument. (illustration)
Foto: islamic-finance.ru
Sukuk gets more popular as an interesting investment instrument. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH — Fitch Rating melaporkan penerbitan sukuk di Qatar yang mencapai tiga  miliar dolar AS akan menjadi rekor di pasar keuangan global. Fitch mencatat, pasar sukuk menjadi sumber dana utama bagi pertumbuhan regional dan belanja pemerintah negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).

Fitch juga menggarisbawahi, permintaan investor yang bermodal besar juga mendorong penerbitan sukuk. Baik di negara-negara tradisional alias mayoritas Muslim maupun negara non-Muslim pada 2014. Niat beberapa negara untuk menjadi pusat keuangan Islam juga akan memacu penerbitan sukuk.

Dalam laporan awal Fitch, dikutip dari zawya.com, mereka mengatakan penerbitan sukuk pada 2013 menurun 12 persen atau menjadi 120 miliar dolar. Padahal, pada 2012, penerbitan sukuk memecahkan rekor tertinggi senilai 137 miliar dolar AS. Penurunan terjadi karena pasar khawatir dengan tapering obligasi di Amerika Serikat.

Namun, permintaan sukuk masih cukup tinggi dan Fitch berharap penurunan pada 2013 menjadi guncangan sementara. Khususnya, tren jangka panjang dengan pertumbuhan yang stabil. Maka, dengan penerbitan ini, setidaknya sejalan dengan rekor yang pernah dicapai, 137 miliar dolar AS, pada 2012.

Mereka juga menambahkan, beberapa negara penerbit pertama juga akan meluncurkan sukuk mereka pada 2014. Negara itu, antara lain, Inggris yang akan melepas sukuk sebesar 200 juta poundsterling. Kemudian, Hong Kong dan Luksemburg yang mempersiapkan regulasi bagi penerbitan sukuk di negaranya.

Tahun ini, lanjut mereka, masih memanfaatkan penerbitan sukuk negara dan yang terkait pemerintah. Namun, beberapa penerbitan korporasi dan nonpemerintah lainnya juga akan hadir. Termasuk, sukuk Atlanticlux Lebensversicherung senilai 100 juta dolar AS dengan rating BBB-.

Meski semua penerbitan sukuk ini relatif kecil, jumlahnya akan lebih banyak. Negara-negara wilayah sub-Sahara Afrika juga mempertimbangkan untuk menerbitkan sukuk. Selain peningkatan permintaan obligasi syariah, emiten juga tertarik dengan peningkatan efisiensi pasar.

Hal ini terbukti dari biaya yang tak perlu makin menurun saat ini. Begitu juga dengan proses yang dulu bisa berbulan-bulan saat ini hanya beberapa minggu. Hanya, memang permintaan dan penawaran yang tak seimbang membuat harga sukuk lebih rendah dari obligasi konvensional.

Namun, dengan berkurangnya ketidakseimbangan, Fitch yakin harga takkan lagi berpengaruh. Namun, masih ada beberapa tantangan ke depan yang bisa mengurangi ketertarikan investor. Khususnya, standar struktur kesepakatan dan aturan yang tak memihak kepada investor.

Kemudian, ada beberapa keputusan dan event negara di Timur Tengah yang bisa meningkatkan penerbitan sukuk. Hal itu, seperti rencana pengeluaran Arab Saudi dan Negara Bagian Abu Dhabi, rencana World Expo Dubai pada 2020, dan Piala Dunia 2022 di Qatar. Sementara, Oman akan menggunakan sukuk untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur. n ichsan emrald alamsyah ed: irwan kelana

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement