REPUBLIKA.CO.ID, MANADO — Pemerintah harus mengantisipasi terjadinya bencana susulan di sejumlah wilayah yang sedang dilanda banjir, seperti Sulawesi Utara dan DKI Jakarta. Langkah-langkah antisipasi juga harus dilakukan karena distribusi hujan akan merata beberapa hari mendatang.
Pakar geologi lingkungan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati mengatakan, bencana susulan mungkin terjadi di kabupaten/kota di Sulawesi Utara. Sebab, kondisi lereng daerah aliran sungai (DAS) yang rapuh. “Banjir bandang dengan batu dan pepohonan tumbang yang ikut terbawa air bisa saja terjadi,” kata dia, Ahad (19/1).
Menurut dia, sekitar 70 kilometer dari lokasi kejadian merupakan kawasan tektonik aktif. Sejak September 2013, telah terjadi empat kali gempa dengan kekuatan empat Skala Richter. Meski guncangannya tidak terasa, getaran itu berpengaruh melumpuhkan lereng bukit.
Dengan kondisi tersebut, BMKG perlu bekerja sama dengan BPBD serta Dinas PU untuk melakukan pemantauan debit air dan curah hujan. Dia mengatakan, bila terjadi hujan mencapai 40 milimeter per hari, warga bantaran sungai diimbau untuk siaga. “Kalau ada peningkatan, mereka harus segera dievakuasi untuk menghindari jatuhnya korban,” ujar dia.
Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono R Prabowo mengingatkan bagi masyarakat di wilayah utara Jawa, potensi curah hujan yang tinggi dan naiknya air pasang laut akan membuat wilayah pantura berpotensi banjir. Potensi longsor pun akan tetap ada, khususnya di wilayah dengan kemiringan permukaan yang terjal dan vegetasi yang kritis, seperti di wilayah Jawa bagian barat. n andi mohammad ikhbal/amri amrullah/meiliani fauziah/muhammad iqbal/halimatus sa'diyah/aldian wahyu ramadhan/antara ed: ratna puspita
Informasi lengkap berita di atas serta berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.