Rabu 22 Jan 2014 05:17 WIB
Gen-I

Sehat Murah Meriah

Para pelari menyusuri lintasan dalam satu kompetisi maraton (Ilustrasi)
Foto: AP PHOTO
Para pelari menyusuri lintasan dalam satu kompetisi maraton (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sehat identik dengan sebuah kondisi tubuh yang terhindar dari segala jenis penyakit. Tinggal di kota besar dengan tekanan cukup tinggi membuat masyarakat sering kali melupakan pola hidup sehat. Padahal, kesehatan merupakan aset penting dalam diri manusia agar bisa tetap menjalankan aktivitas sehari-hari.

Mengonsumsi makanan dengan porsi berlebih tanpa diimbangi dengan latihan fisik yang cukup dapat memicu timbulnya berbagai penyakit. Melakukan latihan fisik tak selalu harus mendaftar di gym yang mahal, cukup dengan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitar, seperti lari atau joging.

Pendiri Komunitas Indo Runners Reza Puspo mengatakan, olahraga lari sebenarnya memang tidak populer di Indonesia. Bahkan, lari kerap digunakan sebagai salah satu bentuk hukuman di sekolah-sekolah, sehingga secara tidak langsung dimaknai negatif.

Sebagian besar masyarakat di Tanah Air lebih memilih untuk melakukan aktivitas olah fisik dengan bermain sepak bola yang notabene sudah familier dan mengakar. Padahal, lari merupakan olahraga yang cukup sederhana dan tidak membutuhkan alat serta fasilitas khusus. "Lari bisa di mana saja dan kapan saja, tanpa sepatu khusus pun masyarakat masih bisa melakukannya," ujar Reza.

Menurut Reza, olahraga lari menjadi cara untuk melakukan tindakan preventif karena dapat membakar kalori sekaligus detoksifikasi bagi tubuh. Selain itu, olahraga lari juga bisa membuat tubuh menjadi lebih ringan, sehat, dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Awalnya, Reza juga bukan seseorang yang menggemari olahraga lari, rutinitasnya sebagai pekerja swasta menuntut dia untuk duduk berjam-jam di balik layar komputer.

Reza mengakui, ketika itu daya tahan tubuhnya sering drop dan merasa kelelahan. Bahkan, dalam satu tahun Reza bisa terserang flu sebanyak sepuluh kali dengan waktu penyembuhan yang tidak sebentar. Kemudian, Reza mencoba untuk melakukan olahraga lari dan sangat bermanfaat bagi tubuhnya. "Alhamdulillah, setelah rutin menjalani lari daya tahan tubuh saya semakin bagus dan hampir gak pernah kena flu lagi," kata Reza.

Tidak banyak modal yang dikeluarkan untuk menjalani olahraga lari. Menurut Reza, hal yang paling penting adalah niat. Setelah itu, menentukan waktu rutin untuk melakukan olahraga tersebut, misalnya, dua sampai tiga kali dalam satu minggu. Reza mengatakan, bagi seorang pemula yang akan mencoba olahraga ini sebaiknya dilakukan secara bertahap.

Reza mencontohkan, untuk tahap awal bisa dicoba lari selama sepuluh menit, setelah itu secara perlahan waktu dan jarak tempuh mulai ditingkatkan. Jika seseorang sudah melakukan olahraga lari secara rutin maka akan menjadi candu dengan sendirinya. Hal ini disebabkan tubuh sudah terbiasa melakukan gerak dan proses detoksifikasi secara rutin.

"Biasanya, kalau sudah rutin lari, badan menjadi lebih enteng serta bugar dan menurut saya ini merupakan olahraga yang murah meriah," ujar Reza.

Dalam olahraga lari, pemanasan yang dilakukan sangat sederhana, cukup berlari-lari kecil selama lima menit. Justru, yang paling penting adalah saat cooling down atau pendinginan karena setelah lari otot-otot akan tegang, sehingga diperlukan stretching agar badan tidak kaku. Menurut Reza, tidak ada waktu saklek untuk melakukan olahraga lari ini, tapi jika ingin mendapatkan udara segar maka bisa dilakukan selepas Subuh.

Akan tetapi, tidak dilarang juga untuk melakukan olahraga lari saat sore atau malam hari setelah beraktivitas. Komunitas Indo Runners memiliki program lari rutin, yakni Tuesday Night Run dengan rute FX - Senayan - GBK yang menempuh jarak lima kilometer dan Sunday Morning Run dengan rute FX - Bunderan Hotel Indonesia - FX yang memiliki jarak tempuh 10 kilometer.

Reza mengatakan, program tersebut terbuka untuk siapa saja dan tidak dipungut biaya apa pun. Bahkan, untuk pemula tidak diharuskan menyelesaikan jarak tempuh yang telah ditetapkan dan dapat berhenti jika kondisi fisiknya tidak memadai. Reza mengatakan, melalui program dan sejumlah lomba lari yang telah digelar beberapa waktu belakangan, Indo Runners ingin menyebarkan virus lari-lari kepada seluruh masyarakat Indonesia agar menjadi lebih sehat dengan cara yang murah meriah.

Berburu Gratisan

Untuk menjaga kondisi tubuh, banyak jenis olahraga yang bisa kita pilih. Tapi, tidak semuanya memerlukan biaya besar untuk dilakukan. Kalau kita rajin mencari informasi, di sekitar kita banyak kesempatan berolahraga yang sama sekali tidak memerlukan biaya.

Salah satu kegiatan olahraga gratis yang sering dilaksanakan adalah Yoga in the park. Penggagas kegiatan Yoga in the park, Yudhi Widdyantoro, mengungkapkan, yoga bisa menjadi pilihan gaya hidup sehat nan murah saat ini. 

Dengan Yoga in the park, siapa pun bebas mengikuti olahraga ini tanpa dikenai biaya apa pun alias gratis. Asalkan, mereka membawa matras sebagai alas untuk melakukan segala gerakan dalam yoga.

Alas yang dipakai juga tak harus mahal. Menurut Yudhi, kalau belum memiliki matras yoga, koran juga bisa dimanfaatkan. Sejak mulai diperkenalkan, Yoga in the park secara langsung meningkatkan pula popularitas yoga di kalangan masyarakat urban di Jakarta. Kegiatan yang awalnya hanya diikuti satu peserta, kini bisa mendatangkan lebih dari 40 orang yang berolahraga bersama.

Bahkan, menurut Yudhi, jumlah peserta terus mengalami tren peningkatan setiap dilaksanakan. Kini, Yoga in the park tak hanya dilaksanakan di satu taman, tapi juga telah menyebar ke beberapa taman kota lainnya.

Pelebaran ini pun dilakukan atas permintaan masyarakat peminat Yoga. “Kita buka setiap Ahad. Selain di Taman Suropati, ada juga di Jalan Sunda dan Taman Manggala dalam waktu dekat,” ujar Yudhi.

Tak hanya berisi kegiatan Yoga, tapi aktivitas yang diadakan dari pukul 07.00 hingga 09.00 pagi setiap Ahad ini juga biasanya diramaikan kegiatan seru lainnya. Seperti, diskusi dan beramal.

Biasanya, orang-orang yang datang bisa juga menyumbangkan sebagian rizkinya untuk para korban bencana atau orang yang membutuhkan. Tapi, kegiatan amal ini tidak bersifat wajib. Jadi, setiap orang dapat dengan bebas ikut menyumbang atau tidak  sebagian rizkinya.

Ke depannya, Yudhi berharap, yoga dapat semakin dinikmati masyarakat, khususnya di perkotaan. Karena, selain simpel dan dapat dilakukan di manapun, yoga juga banyak manfaatnya, baik untuk kesehatan tubuh juga pikiran. Sehingga, masyarakat dapat tetap sehat sekaligus tidak stres dengan beratnya tekanan keseharian di kota besar.

Selama ini, menurut Yudhi, yoga membantunya hidup lebih tenang dan konsentrasi dalam menjalani hidup. “Selain menjaga kesehatan tubuh, yoga membuat kita lebih kalem dan tidur pun lebih nyenyak,” ujarnya. n rizky jaramaya/aghia khumaesi ed: setyanavidita livikacansera

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement