REPUBLIKA.CO.ID, Meski banjir perlahan surut, warga Kelurahan Pejaten Timur belum dapat kembali ke rumahnya. Air dengan ketinggian bervariasi, antara 50 sentimeter hingga 1,5 meter masih menggenangi rumah mereka.
Banjir yang menghantam wilayah ini setidaknya membuat 683 orang dewasa, 212 anak, 21 ibu hamil, 15 lansia, 127 balita dievakuasi ke beberapa tempat di wilayah sekitarnya. Tapi, sekelompok warga memilih jalan lain.
Mereka memanfaatkan kompleks pemakaman untuk tempat pengungsian. ''Daripada ke tetangga, nyusahin orang jadinya,” ujar Ismail. Makam tersebut sudah berisi puluhan makam. Di depannya tertulis “Pemakaman Wakaf H Lanyak”, lokasinya berada di RT 05/05 Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan.
Ada sekitar 25 orang dari lima keluarga yang mengungsi di sana. Suara tangis bayi terdengar di antara para pengungsi yang sudah sepekan lebih berada di sana.
Tempat puluhan orang itu berteduh merupakan bangunan dengan luas sekitar 6x5 meter dan berlantai tanah. Salah satu pengungsi, Ismail (42 tahun), menuturkan bahwa tempat pengungsian lain di sekitar rumah mereka sudah penuh.
Sedangkan, di kompleks pemakaman itu ada bangunan semi permanen yang kering dari banjir. Sambil sesekali menghisap rokok di tangan kanannya Ismail mengungkapkan bahwa rata-rata tetangganya semuanya mengungsi. “Mengungsi ke tetangga lain juga sudah penuh sama sanak saudara mereka,” tuturnya.
Ismail menyebutkan bahwa dia tidak keberatan untuk menempati tempat ini. Terlebih, dengan berdiam di tempat ini dia dan keluarga lain tidak susah untuk mendapatkan makanan. Posisi tempat mereka yang hanya berjarak 10 meter dari posko makanan, mempermudah mereka untuk mendapatkan bantuan lebih cepat.
Selain para pengungsi, bangunan di makam itu juga disesaki dengan berbagai perabot warga. Tampak kipas angin, sepeda, pakaian di bungkus plastik, kasur, dan berbagai perabotan lain.
Bangunan ini biasa digunakan para peziarah di makam tersebut untuk mengaji. Tapi, di saat banjir begini makam itu juga tak tampak didatangi peziarah. Zen (40), wakil ketua Posko Bantuan RT 05/05, menuturkan, ia dan tetangga lainnya sudah membantu korban banjir yang berdiam di pemakaman. ''Mulai kemarin (21/1), para tetangga juga wajib untuk menampung warga,'' ujar Zen.
Ini dilakukan agar setiap warga yang tidur di dekat pemakaman, khusunya para wanita dan anak-anak, ditampung tetangga terdekat yang rumahnya tidak terkena banjir. Ia meminta agar warga di kompleks pemakaman mau pindah ke tempat yang lebih layak untuk berisitirahat. ''Kalau siang silakan untuk jaga barang, kalau malam baru pindah ke tetangga untuk tidur,” lanjut Zen.
Ia menambahkan bahwa saat ini wilyah yang dia jaga membutuhkan banyak bantuan logistik, seperti makanan siap saji maupun obat-obatan. Warga pengungsi yang mulai terserang gatal-gatal, batuk flu, maupun panas dingin diharapkan bisa segera mendapat bantuan perawatan. n c56 ed: wulan tunjung palupi
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.