Ahad 16 Feb 2014 15:51 WIB

Mengintip Kamar Peristirahatan Soeharto

Bekas rumas dinas Soeharto
Foto: Republika/ Aditya Pradana Putra
Bekas rumas dinas Soeharto

REPUBLIKA.CO.ID, Salatiga tak hanya menyisakan kenangan bagi Sukarno. Di kota ini juga terdapat salah satu rumah bersejarah bagi presiden kedua Indonesia, HM Soeharto. Karier militer Soeharto memang berawal dari sini saat ia menjabat sebagai komandan Resimen di Salatiga. Di bangunan yang sampai saat ini dikenal dengan Rumah Dinas Korem Makutaraman 073 itu, putra pertama Soeharto, Sigit Harjojudanto, dilahirkan.

"Soeharto juga menjadi korem pertama di tempat ini," ujar Sriyanto, salah satu anggota Korem saat kami jumpai di sana. Se- jarahnya, Korem 073 Makutaraman Salatiga terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Panglima Kodam VII/Diponegoro, Brigjen M Sarbini tertanggal 29 Agustus 1961.Bangunan cagar budaya itu berada di Jalan Diponegoro 97. Hingga saat ini, dikenal warga Kota Salatiga sebagai rumah dinas Komandan Korem 073/Makutarama.

Bangunan ini tampak luar begitu megah dengan mengedepankan arsitektur khas kekaisaran Eropa. Bangunan yang terdiri atas dua bangunan utama itu merupakan salah satu bangunan peninggalan juragan perkebunan asal Cina yang merajai ekspor- impor di Jawa Tengah."Bukan bekas bangunan pemerintahan, apalagi kantor militer," kata Slamet Rahardjo memberikan penjelasan sebelumnya.

Saya sempatkan berterima kasih kepada Karsono, salah satu juru pelihara yang bertugas menjaga eks rumah dinas Soeharto tersebut. Saat itu, kami datang pada waktu menjelang Maghrib pada akhir pekan. Seantero sudut rumah dinas Korem tak menunjuk kan aktivitas berarti. Atas kondisi itu pula, Karsono, yang sebenarnya agak berat mengizin kan kami masuk, akhirnya berkenan menemani kami berkeliling di dalam bangunan bergaya art-deco sentuhan doric tersebut.

Sungguh mengagumkan. Ruang utama bangunan dibuat melowong dengan menempatkan beberapa sofa dari kayu jati yang difungsikan untuk ruang keluarga dan menerima tamu. Lantai rumah bermarmer Eropa dengan hiasan porselen di sana-sini.

Segaris lurus dengan pintu masuk, ada pintu keluar yang dibuat dengan pintu berjendela besar. Pintu belakang itulah yang menghubungkan dengan beranda belakang.Teras belakang merupakan tempat beristirahat sembari menikmati pemandangan Gunung Merbabu. Dari sepintas pemetaan rumah ini, saya menyimpulkan bahwa siapa pun yang pernah membangun rumah tersebut, ia adalah manusia pemuja keindahan.

Kami memasuki salah satu ruangan di lantai dua. Di sebelah kanan tangga,  kamar peristirahatan Soeharto. Menempati kamar berukuran 7x6 meter, kamar Soeharto berdinding kayu jati berwarna cokelat tua. Di sudut kamar, duduk manis perempuan tua. Saya sempatkan minta maaf lantaran mengganggu istirahatnya."Mbah itu mertua kemendan(komandan --Red) sekarang," ujar Karsono.

Kamar Soeharto, secara pemetaan ruang merupakan lokasi terindah dari keseluruhan ruangan. Selain berada di lantai kedua, kamar ini memiliki jendela yang jika seketika dibuka, terpampang jelas panorama banyak gunung di Jawa Tengah, termasuk Merbabu dan Ungaran. Selain kamar ini, ada satu lagi kamar yang tak kalah memiliki peran sejarah rekam keberadaan sang jenderal. Satu ruangan khusus, tempat menyimpan ranjang dan kasur yang pernah ditiduri Soeharto. Di ruangan itu pula, ter- dapat sebuah rak menggantung di dinding.

Konon, tempat itu dijadikan penyimpanan barang-barang keramat milik sang komandan pertama Salatiga.n angga indrawan, ed: nina chaerani

Informasi dan berita lainnya silakan dibaca di Republika, terimakasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement