REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshidiqie digadang-gadang sejumlah pihak sangat berkompeten tampil sebagai calon wakil presiden (cawapres) alternatif. Kader dan Simpatisan (KS) PDIP Pro Jokowi menilai, Jimly pantas mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2014.
''Dia (Jimly) sebagai pilihan alternatif kami untuk diusulkan dari kalangan sipil nonpartai yang cocok mendampingi Jokowi,” kata Budi Arie Setiadi, koordinator KS PDIP Pro Jokowi saat acara Rembuk Nasional yang bertemakan "Bersatu Padu Seluruh Kekuatan untuk Kemenangan Besar" yang berlangsung di Depok, Jawa Barat, Rabu (12/3).
Budi menilai Jimly sebagai sosok profesional, ahli di bidang hukum tata negara yang memang dibutuhkan negara ini. Selain itu, track record-nya jujur, bersih, dan tegas.
Selain Jimly, KS PDIP juga juga mengusulkan cawapres alternatif nonpartai dari kalangan militer, yakni mantan Kasad TNI AD, Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu. ''Dia (Ryamizard) juga sosok yang tegas dan bersih,'' kata Budi.
Menurut Budi, dalam negara demokrasi yang modern, pucuk pimpinan negara itu tentunya dari tokoh partai dan yang mendampingnya sebagai cawapres sebaiknya bukan orang partai, melainkan tokoh nasional nonpartai yang profesional. Tujuannya, untuk saling bekerja sama menutupi kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Contohnya, pada Pemilu 2009 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dicalonkan sebagai presiden dengan memilih wakilnya dari kalangan profesional yang ahli dibidang ekonomi, yakni Boediono. Sedikit menjadi ketegangan politik pada Pemilu 2004 ketika SBY memilih Jusuf Kalla sebagai wakil yang merupakan aktivis politik dari Partai Golkar, sehingga jalannya roda pemerintahan menjadi banyak muatan politis dan tidak efektif.
Hal serupa juga diungkapkan Ketua Dewan Penasihat KS PDIP yang juga merupakan pendiri PDIP Gunawan Cahyo menyatakan bahwa kepemimpinan yang ideal itu harus dikombinasikan dari unsur tokoh partai sebagai capres dan nonpartai sebagai cawapres.
Gunawan juga sepakat dengan Budi jika berandai-andai siapa pasangan yang cocok mendampingi Jokowi sebagai cawapres. ''Ya, harus tokoh dari bukan partai yang cocok dari kalangan militer, yakni Ryamizard atau dari kalangan profesional dan akademisi, seperti Jimly,'' tegasnya. n rusdy nurdiansyah ed: muhammad fakhruddin
Informasi dan berita lain selengkapnya silakan dibaca di Republika, terimakasih.