Senin 24 Mar 2014 12:21 WIB

Aisyiyah Intensifkan Gerakan ASI Eksklusif

logo aisyiyah
logo aisyiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu organisasi otonom bagi perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah, mengintensifkan kembali Gerakan ASI (air susu ibu) Eksklusif.

Sejak pertama kali didirikan pada 1930, Aisyiyah memiliki misi di bidang kesehatan ibu dan anak. Misi Aisyiyah ini sejalan dengan program pemerintah. “Isu kesehatan ibu dan anak, reproduksi, kanker serviks, kanker payudara, tuberculosis, dan malaria memang program kita, yang kenyataannya jadi problem masyarakat Indonesia,” ujar Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Ahad (23/3).

Dia mengatakan, pengetahuan mengenai pentingnya ASI bagi bayi harus dimiliki para ibu. Begitu juga dengan tenaga kesehatan, seperti bidan. Melalui sekolah kebidanan milik Aisyiyah, para calon bidan diberi pengetahuan mengenai pentingnya ASI. Menurut Siti, hal ini sangat penting karena mereka terjun langsung ke masyarakat.

“Program kami berbasis masyarakat. Ini harus dikuatkan dan jadi gerakan yang tidak boleh berhenti,” katanya.

Siti menyebutkan, tantangan memasyarakatkan ASI sangat luar biasa. Kultur dan pandangan masyarakat, terutama di pedesaan, masih menganggap jika bayi menangis artinya harus diberi makan. Bahkan, ada kasus bayi berusia satu pekan diberi makan pisang yang dihaluskan.

Faktor ibu yang bekerja juga menjadi tantangan, yakni bagaimana seorang ibu harus mampu membagi waktu untuk menyusui bayinya. Karena itu, di Aisyiyah ada pelatihan pranikah bagi calon pasangan suami istri. Selain menyiapkan ibu sebelum menikah, laki-laki juga diberi pengertian bahwa memberi ASI juga merupakan tanggung jawab suami. Suami harus bertanggung jawab dan memberi dukungan pada istri untuk memberi ASI kepada bayinya.

Siti berharap melalui penyuluhan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan Aisyiyah dan pelatihan bagi kelompok pasangan usia subur mampu memasyarakatkan Gerakan ASI Eksklusif. n ani nursalikah ed: wachidah handasah

Informasi dan berita lain selengkapnya sila dibaca di Republika, terimakasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement