BANDAR LAMPUNG — Kendati tengah dalam sorotan, penyelundupan daging babi hutan (celeng) dari Sumatra ke Pulau Jawa belum juga berhenti. Polisi membekuk sopir dan kendaraan bus yang berisi 11 karung daging babi dalam kemasan seberat 1,1 ton di Lampung Tengah, Ahad (15/6).
Sejumlah besar daging celeng yang hendak diselundupkan tersebut diketahui kebaradaannya oleh Kepolisian Resor (Polres) Lampung Tengah dalam Operasi Krakatau 2014 di Jalan Lintas Tengah Sumatra. Kepolisian menemukan bus umum berisi 1,1 ton daging babi hutan asal Jambi. Setelah diperiksa kelengkapan dokumennya, daging-daging tersebut diketahui ilegal atau palsu.
Petugas Polres Lampung Tengah, Kompol Irwan Yuli, menyatakan, satu ton lebih daging babi tersebut tidak dilengkapi dokumen resmi. Sopir hanya menyiapkan surat jalan dan keterangan dari kesehatan hewan palsu.
"Surat-suratnya palsu," kata Kompol Irwan Yuli. Menurutnya, daging celeng tersebut berasal dari Jambi dibawa bus penumpang yang beralamat di Jambi dalam bagasi bawah tempat duduk.
Rencana penyelundupan daging celeng tersebut bukan pertama kalinya di bongkar kepolisian di Lampung. Pekan lalu, petugas Kepolisian Sektor (polsek) Penengahan juga menyita sebanyak 3,5 ton paket berisi daging celeng di Jalan Linta Pantai Timur (Jalinpantim). Daging babi tanpa dokumen lengkap dibawa ke Balai Karantina Kelas I Bandar Lampung Wilayah Kerja Bakauheni.
Berdasarkan keterangan tersangka, daging celeng tersebut juga berasal dari Jambi. Sopir kendaraan ituakan membawanya ke Jawa Tengah melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Belum diketahui siapa pemilik dan penerima daging tersebut.
Daging celeng itu diduga hasil buruan hutan di Jambi. Daging dibungkus karung berlapis plastik dan dibawa dengan truk berpelat nomor polisi asal Jambi (BH).
Kepala BKP Wilker Bakauheni, Azhar, mengatakan, menjelang bulan Ramadhan aksi penyelundupan daging babi dari Sumatra ke Pulau Jawa mengalir deras. Balai Karantina Pertanian (BKP) Bandar Lampung Wilayah Kerja (wilker) Bakauheni meminta masyarakat mewaspadai daging oplosan (sapi dan babi).
Azhar mengatakan bahwa selama Juni ini Balai Karantina sudah beberapa kali menggagalkan aksi penyelundupan daging babi ilegal dari Sumatra tujuan Jawa. "Kemungkinan yang lolos juga banyak," ujarnya. Ia mengakui keterbatasan personel dan tidak adanya alat pendeteksi daging ilegal membuat kerja aparat di lapangan mengalami hambatan. rep:mursalin yaslan ed: fitriyan zamzami