JAYAPURA — Kapolda Papua Irjen Polisi Tito Karnavian menyatakan perbatasan RI-Papua Nugini (PNG), khususnya di pintu masuk Skouw, Jayapura, dengan Wutung, Vanimo, PNG, sudah harus dilengkapi dengan detektor. Hal tersebut ia katakan terkait lolosnya sejumlah senjata dan amunisi melalui gerbang resmi tersebut beberapa waktu lalu.
"Ke depan kami akan mengusulkan ditempatkannya sarana detektor di kawasan tersebut guna mendeteksi berbagai hal, seperti masuknya senjata api dan amunisi," kata Kapolda kepada di Jayapura, Ahad (29/6). Tito menegaskan bahwa usulan itu perlu segera direalisasikan karena dari pemeriksaan terhadap tiga warga yang diduga anggota kelompok bersenjata itu senjata maupun amunisi dibeli dari PNG.
Menurut Tito, senjata maupun amunisi itu dibawa secara berangsur-angsur masuk melalui jalur resmi, yakni pos perbatasan kedua negara. Ia menambahkan, dengan adanya pengakuan yang disertai barang bukti yang berhasil diperoleh maka sudah seharusnya segera dipasang alat di perbatasan, baik itu metal detektor maupun X-Ray.
Menurutnya, senjata api dan amunisi yang berhasil diperoleh tim gabungan itu masuk ke Jayapura tidak melalui jalan setapak atau yang dikenal jalan tikus atau diselundupkan lewat laut, tetapi lewat pintu masuk resmi.
Selain melalui jalan masuk resmi ke Jayapura, senjata api dan amunisi yang dibeli di wilayah PNG itu dananya berasal dari sumbangan para simpatisan kelompok bersenjata yang bekerja di wilayah negara tetangga tersebut sebagai penebang kayu di hutan-hutan.
Tim gabungan dari Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih berhasil menangkap tiga orang dan menyita dua pucuk senjata dan 1.423 butir amunisi dari berbagai jenis dan kaliber, pada Rabu (25/6).
Menurut keterangan polisi, senjata api dan amunisi itu dibawa melalui jalur darat menuju Wamena untuk selanjutnya diserahkan ke kurir yang akan membawanya ke kelompok bersenjata di pedalaman Papua.
Salah satunya, yakni kelompok bersenjata Puron Wenda. Kelompok bersenjata Puron Wenda selama ini beroperasi di kawasan Kabupaten Lanny Jaya hingga Kabupaten Puncak Jaya, Papua. "Kelompok ini sudah diintai sekitar sebulan oleh tim gabungan sehingga ketika dipastikan senjata api dan amunisi itu hendak dibawa ke Wamena maka dilakukan penggerebekan," ujarTito.
Menurutnya, dana yang mereka gunakan untuk membeli senjata api dan amunisi berasal dari sumbangan warga yang bekerja memotong kayu di wilayah PNG. Dari empat orang yang diamankan, satu di antaranya sudah dipulangkan karena tidak terlibat dalam kelompok tersebut.
"Saat ini, ketiga orang itu masih ditahan di Mapolda Papua," kata Kapolda Papua. Ia mengatakan bahwa kelompok bersenjata "PW" itu terkait sejumlah penembakan di Kabupaten Lanny Jaya dan Puncak Jaya.
Senjata selundupan tersebut ditemukan kepolisian saat menangkap empat orang warga sipil di Abepantai, Kota Jayapura. Mereka kedapatan membawa senjata api jenis "engkel loop" beserta 300 butir.
Keempat warga sipil itu ditangkap ketika mereka melintasi kawasan Abepantai menggunakan mobil pribadi. antara ed: fitriyan zamzami