BANDAR LAMPUNG -- Setelah turun hujan sehari penuh pada Ahad (13/7), angin kencang melanda sejumlah wilayah di Lampung, Senin (14/7). Angin kencang tersebut menyebabkan gelombang laut perairan Selat Sunda mencapai 1,5 meter.
Menurut Radius, warga Kota Bandar Lampung, kondisi cuaca pada beberapa hari terakhir cukup dingin setelah hujan mengguyur kota. "Sekarang angin mengembus kencang," kata bapak dua anak ini yang terpaksa memakai jaket.
Angin kencang yang terjadi belum menyebabkan arus lalu lintas di Pelabuhan Bakauheni dan Merak terganggu. Menurut Heru, pegawai PT ASDP Indonesia Ferry Bakauheni, meski angin kencang saat ini, pelayaran kapal feri penumpang kendaraan masih normal.
"Masih normal pelayaran," katanya. Ia mengakui saat ini terjadi angin kencang dengan kecepatan lebih dari 15 knot per jam. Dampaknya, gelombang Selat Sunda mencapai 1,5 meter.
Sedangkan, aktivitas penumpang dan kendaraan yang menyeberang dari Bakauheni ke Merak dan sebaliknya belum terganggu. Belum ada antrean kendaraan pribadi dan truk di setiap dermaga karena biasanya kapal sulit sandar.
Pola angin
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan terjadi perubahan pola angin di wilayah Indonesia sehingga terjadi peningkatan intensitas curah hujan. Dampak perubahan itu terutama di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur akibat badai tropis Rammasun yang muncul di sekitar Filipina. "Badai tropis Rammasun yang muncul di sekitar Filipina memicu perubahan pola angin di wilayah Indonesia sehingga terjadi peningkatan intensitas curah hujan ringan hingga sedang, termasuk di Nusa Tenggara Timur sejak beberapa hari terakhir," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kupang Saipul Hadi.
Menurut Saipul, kondisi cuaca seperti itu juga dirujuk dari informasi Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta. TCWC menyebutkan bahwa badai siklon itu sangat terasa dampaknya secara nasional, seperti di Kalimantan bagian timur laut dan Sulawesi Tengah. "Adanya tekanan rendah di Samudra Hindia, sebelah barat Bengkulu dan Samudra Pasifik, sebelah utara Papua, juga telah membentuk belokan-belokan angin di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Sumatra, dan Papua," katanya.
Ia mengatakan, kelembapan yang cukup tinggi di wilayah tersebut termasuk di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, telah mendukung pertumbuhan awan-awan hujan. Sehingga, kata Saipun, dalam satu-dua hari ini di NTT, cuaca umumnya berawan hingga berpeluang hujan dengan intensitas ringan atau sedang.
Menurutnya, kondisi ini juga telah memicu cuaca di wilayah perairan laut. Gelombang laut berpeluang meningkat pada akhir pekan ini, terutama di perairan sebelah selatan dan timur NTT. "Badai tropis Rammasun tersebut mengubah pola angin di Indonesia, yang seharusnya bertiup dari timur ke barat, menjadi dari timur ke utara," katanya. rep:mursalin yaslan/antara ed: fitriyan zamzami