PALEMBANG -- Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Alex Noerdin mengatakan, meledaknya sumur minyak West Belani 8, Lapangan West Belani, blok Merangin II, Kabupaten Musi Rawas Utara, merugikan negara. Semburan gas alam liar dari kejadian tersebut membuat operasi pengeboran minyak yang dikerjakan PT Sele Raya Merangin II itu terhenti.
"Akibat peristiwa blow out (semburan gas) yang terjadi sudah lebih dari sepekan, ada kerugian yang timbul. Negara tidak menerima pajak dari dana bagi hasil dari sektor minyak dan gas," kata Gubernur Alex Noerdin, Kamis (17/7). Kendati demikian, menurut Alex Noerdin, pemprov belum bisa mengetahui berapa besar kerugian negara akibat peristiwa ledakan tersebut.
Foto:Aguk Sudarmojo
Sumur Minyak
Ledakan dan kebakaran sumur minyak West Belani 8, Lapangan West Belani, blok Merangin II, terjadi sejak Senin (7/7). Menurut warga, api yang membakar sumur minyak tersebut besar dan membubung tinggi ke angkasa. Kobaran tersebut terlihat dari jarak lebih dari 10 kilometer.
Pascaledakan yang terjadi sejak 7 Juli lalu, Gubernur Sumsel melihat lokasi ledakan bersama Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen TNI Bambang Budi Waluyo. "Pemprov Sumsel mendapat informasi dan dari pemberitaan di media massa ada tim dari Amerika Serikat dan Singapura untuk memadamkan semburan api tersebut. Tapi, sampai kini belum ada hasilnya," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Sumsel Irene Camelyn yang ikut terbang ke lokasi sumur minyak.
Akibat ledakan sumur minyak yang apinya belum padam tersebut, warga Desa Belani, Kabupaten Musi Rawas Utara, yang tinggal tak jauh dari lokasi sumur minyak memilih mengungsi. Salah seorang warga Desa Belani, Ahmad, mengatakan, mulai membawa peralatan seadanya mengungsi ke lokasi lebih aman dan jauh dari saluran pipa minyak perusahaan untuk menghindari kemungkinan terjadi meluasnya kobaran api tersebut. "Karena, bertahan di desa juga tidak nyaman dan selalu ada rasa ketakutan, di samping menuju ibu kota kabupaten harus menggunakan jalan lama, jalan yang ada ditutup karena melewati lokasi bencana tersebut," ujarnya.
Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Muratara Hendriyansah mengharapkan perusahaan dapat menghentikan semburan api tersebut dengan menggunakan berbagai teknologi canggih. Ia mengkhawatirkan, bila tak lekas ditangani, bisa terjadi bencana berkelanjutan seperti di Sidoarjo, Jawa Timur. PT Seleraya Merangi II mendatangkan tiga tenaga ahli dari Amerika Serikat untuk memadamkan kobaran api.rep:maspril aries/antara ed: fitriyan zamzami