JAKARTA -- Indonesia meraih satu medali emas, dua medali perunggu dan dua honorable mention dalam Olimpiade Fisika Internasional (International Physics Olympiad) di Astana, Kazakhstan. Olimpiade itu diikuti 86 negara.
Kepala Subdit Kelembagaan dan Peserta Didik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Suharlan mengatakan, ada dua gelombang tahapan tes pada Olimpiade Fisika Internasional. Pada Selasa (15/7) peserta menjalani tes fisika teori.
Lalu, pada Kamis (17/7) peserta menjalani tes fisika eksperimen. "Pada umumnya, setiap negara mengirimkan pesertanya sebanyak lima siswa," kata Harlan di Jakarta, Rabu (23/7).
Selama tes, Harlan menuturkan, tidak sedikit peserta yang hanya duduk-duduk saja selama lima jam tanpa mengerjakan apa pun. Mereka membiarkan kertas jawaban kosong bersih karena tidak bisa menjawab.
Peraih Medali Emas dari SMAK Penabur Gading Serpong, Josephine, mengatakan, dia sebelumnya ikut seleksi dan kelas Olimpiade. "Guru-guru saya melatih dengan baik," kata dia. Josephine mengerjakan masing-masing tes teori dan eksperimen selama 3,5 jam.
Soal Olimpiade saat ini, menurut Josephine, jauh lebih sulit dari pada tahun kemarin. Tapi, dia bangga tetap bisa membawa pulang emas. Sebagai pemenang emas, Josephine berharap, mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Indonesia. Josephine berencana melanjutkan ke National University of Singapore (NUS). "Dulu, Mendikbud menjanjikan pemenang Olimpiade untuk dapat beasiswa kuliah," kata dia. n dyah ratna meta novia ed: ratna puspita