Selasa 12 Aug 2014 14:00 WIB

Ribuan Rumah di Sulteng Terendam

Red:

JAKARTA — Ribuan rumah di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), terendam banjir bandang, Ahad (10/8), pukul 03.00 WITA. Banjir yang merendam ribuan rumah di tiga kecamatan tersebut belum surut hingga Senin (11/8).

Wilayah terdampak meliputi 16 desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Toili, Toili Barat, dan Moilong. Berdasarkan informasi dari Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kejadian banjir tersebut dipicu hujan deras yang tak berhenti turun sejak Sabtu (9/8) sore hingga Ahad siang. Hujan lebat tersebut menyebabkan sungai yang melintasi kecamatan-kecamatan tersebut meluap.

Akibatnya, sebanyak 4.556 rumah yang dihuni 17.716 jiwa di Kecamatan Toili dan Toili Barat terendam banjir. "Di Kecamatan Moilong belum terdata berapa rumah yang terendam sedangkan korban hanyut belum ditemukan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, melalui rilis yang diterima Republika, Senin (11/9).

Selain itu, di Kecamatan Toili, dua jembatan rusak berat, bendungan sepanjang 15 meter rusak, pagar sekolah sepanjang 15 meter rusak berat, dan tanggul sepanjang tiga meter rusak. Kerugian di Kecamatan Moilong belum terdata.

Sutopo mengatakan, saat ini BPBD Kabupaten Banggai telah memberikan logistik seadanya kepada para korban.

"Saat ini, kebutuhan yang mendesak adalah logistik makanan dan air bersih," ujarnya.

Banjir tersebut juga menyebabkan 4.530 hektare sawah di Kecamatan Toili Barat terendam. Kabupaten Banggai adalah salah satu lumbung beras di Provinsi Sulteng. Jika banjir menimbulkan gagal panen, pasokan beras dari daerah tersebut dipastikan terganggu. Di Kota Palu, beberapa permukiman penduduk di Kecamatan Palu Selatan dan Barat terendam.

Ribuan mengungsi

Selepas banjir, sekitar 15 ribu warga di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, mengungsi ke tempat-tempat yang aman. "Mereka tinggal di tenda-tenda darurat yang telah disediakan Pemkab Banggai," kata Kepala Badan Pananggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah Bartholomeus Tandigala di Palu, kemarin.

Merujuk data yang diterima BPBD Sulteng, tercatat 10 desa di Kecamatan Toili dan enam desa di Kecamatan Toili Barat terendam banjir. Untuk sementara, warga di 16 desa yang dilanda banjir ditampung di beberapa lokasi pengungsian.

Hingga Senin sore, banjir belum surut. Menurut Bartholomeus, tinggi air mencapai satu meter. Bartholomeus juga mengatakan ada satu warga terseret banjir dan hingga kini belum juga ditemukan.

Ia belum memiliki data mengenai identitas warga yang hanyut terbawa arus. Tim SAR bersama TNI/Polri, petugas dari tim reaksi cepat (TRC) BPBD Provinsi Sulteng, dan BPBD Kabupaten Banggai sementara mencari korban.

"Kita berharap korban masih selamat," katanya.

Sementara itu, oprit (jalan di belakang kepala jembatan) di Jembatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, juga putus diterjang banjir. Akibatnya, arus lalu lintas di jalan nasional poros Palu-Powo-Ampana-Luwuk itu kini terputus total.

"Saat ini, pihak PU Bina Marga Provinsi Sulteng sedang memperbaikinya," kata Bartholomeus Tandigala. Selain oprit jembatan rangka baja sepanjang 100 meter yang rusak, badan jalan di sekitarnya juga tertimbun tanah longsor.

BPBD Sulteng, kata dia, telah mengirim logistik bantuan untuk korban bencana alam banjir di Kabupaten Banggai, namun terhambat perjalanannya di Jembatan Ulubongka. Menurut dia, kondisi cuaca di Sulteng tidak bisa lagi diprediksikan sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana akibat perubahan musim yang tidak menentu. rep:c87/antara ed: fitriyan zamzami

***

FAKTA ANGKA:

Rumah Terendam: 4.556 unit

Warga Mengungsi: 15 ribu

Sawah Terendam: 4.530 hektare

Jembatan Rusak: 2

Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement