BANDAR LAMPUNG-- Warga Kota Bandar Lampung dibuat resah oleh meningkatnya jumlah penderita gangguan jiwa yang berkeliaran selepas Lebaran lalu. Dinas Sosial Kota Bandar Lampung menyatakan kewalahan menyikapi peningkatan tersebut.
Jumlah pengidap gangguan jiwa tersebut tampak berkeliaran di jalan-jalan protokol dan permukiman penduduk wilayah Kota Bandar Lampung, Senin (18/8). Sebagian dari mereka juga telah memasuki permukiman-permukiman penduduk sehingga membuat cemas warga setempat.
Saya lihat memang banyak orgil (orang gila) di jalan. Saya tidak tahu dari mana dia, sebelum-sebelumnya tidak ada. Kami cemas takut ada apa-apa dengan keluarga, ujar Kartiko, warga Tanjungkarang Barat, Senin. Para penyandang masalah psikotik ini kerap mengganggu kenyamanan warga untuk menjalankan aktivitas kesehariaanya, sedangkan tindakan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung belum terlihat.
Kepala Dinas Sosial Bandar Lampung Akuan Effendi mengakui kewalahan dengan merebaknya penderita gangguan jiwa di kota tersebut. Menurutnya, perlu ada kerja sama dengan pihak rumah sakit untuk menangani masalah penyandang psikotik tersebut menyediakan tempat penampungan.
Menurut dia, persoalan ini harus banyak melibatkan semua pihak, termasuk pihak rumah sakit jiwa, karena tidak mungkin ditangani Dinas Sosial sendiri.
Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Sosial Kota Bandar Lampung, merebaknya penderita gangguan jiwa tersebut banyak ditemukan dengan orang yang sama setelah dilakukan pembinaan di berbagai tempat dan yayasan di Provinsi Lampung. Mereka kabur dari tempat pembinaan setelah dijaring razia.
Sebelumnya, pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kurungan Nyawa Lampung sempat mengungkapkan bahwa jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit tersebut meningkat. Kepala Humas RSJ Lampung David mengatakan bahwa kecenderungan masyarakat untuk memeriksakan dan mengobati penyakit jiwa lebih tinggi dari sebelumnya.
Sekarang ada kesadaran yang baik dari masyarakat untuk berobat gangguan jiwanya. Ada peningkatan jumlah pasien lima orang per hari, kata David beberapa waktu lalu. Dia mengungkapkan, biasanya pasien yang berobat atau berkonsultasi terhadap gangguan jiwa sangat sedikit. rep:mursalin yaslan ed: fitriyan zamzami