Sebidang tanah seluas 1.300 meter tersebut sebelumnya hanyalah lahan yang tidak terpakai, bahkan boleh dikatakan kumuh. Tanah lapang yang berada tepat di bawah jalan layang Pasupati daerah Kebon Bibit tersebut kondisinya tidak terawat dan tak jarang banyak ditemui sampah di sekitarnya.
Kondisi itu berubah saat Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyulapnya menjadi taman-taman dan tempat sarana berkreativitas. Setelah meluncurkan Taman Jomblo, arena skateboard, dan arena permainan futsal, Pemkot Bandung melakukan soft launching Taman Film di bawah jalan layang itu.
Taman Film berdekorasi layaknya sebuah bioskop terbuka. Ia dilengkapi layar besar berukuran 4x8 meter dengan soundsystem yang mumpuni.
Selain itu, disediakan pula kursi untuk penonton dengan konsep bertingkat dan melengkung yang semakin mencirikan tempat pertunjukan film. Taman Film tersebut menggunakan rumput sintetis yang biasa digunakan arena futsal.
Kepala Bidang Pertamanan Kota Bandung Dadang Dharmawan menyebut kapasitas penonton yang bisa ditampung Taman Film dapat mencapai sekitar 500 orang. Selain itu, juga akan menghabiskan daya listrik sekitar 33 ribu watt dalam pengoperasiannya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang melakukan soft launching secara langsung pada Ahad (14/9) menuturkan bahwa keberadaan Taman Film tersebut memang diperuntukkan bagi warga Kota Bandung. Pria yang kerap disapa Emil itu mengungkapkan, dibuatnya Taman Film tersebut untuk melengkapi kebutuhan warga Bandung, khususnya sarana hiburan tanpa harus mengeluarkan biaya.
Selain itu, ia juga meyakini Taman Film tersebut akan meningkatkan kreativitas masyarakat Kota Bandung. Sebab, ia menilai kreativitas akan muncul setelah seseorang merasa kebutuhan hiburannya terpenuhi. "Taman Film ini saya kira akan banyak memberi efek positif, termasuk melahirkan kreativitas-kreativitas berikutnya yang berasal dari Kota Bandung," ujarnya.
Namun, hal utama yang paling diharapkan dari keberadaan Taman Film tersebut, menurut Emil, yakni makin terjalinnya keakraban masyarakat Kota Bandung khususnya. Sebab, melalui Taman Film itu akan memudahkan warga untuk saling berinteraksi.
Setelah meresmikan Taman Film, ia berpesan kepada masyarakat Kota Bandung agar terus bersama-sama menjaga dan merawat fasilitas umum, termasuk halnya Taman Film tersebut. "Yang penting kita harus jaga bersama, Jangan merokok karena ini mudah terbakar, jangan buang sampah sembarangan juga," kata Emil kepada warga yang datang.
Masyarakat Kota Bandung belum bisa secara langsung menikmati pertunjukan secara gratis dalam waktu dekat. Namun, diperkirakan sebelum 25 September yang bertepatan dengan Hari Jadi ke-204 Kota Bandung, Taman Film tersebut sudah bisa dinikmati setiap harinya. "Ini soft launching dulu, aturan nyusul. Jadi nanti kiri kanannya ada dinding, yang ada gambar bintang film," ujar Emil.
Ari (26 tahun), salah satu warga Bandung, menyambut baik keberadaan Taman Film itu. Ia menilai taman tersebut semakin memberikan pilihan wisata kepada masyarakat Bandung. "Bagus yah, kita bisa nentuin ke mana sesuai kemauan kita," kata pegawai swasta tersebut.
Seperti halnya pembangunan taman-taman tematik sebelumnya, dalam pembangunan Taman Film tersebut, Pemkot Kota Bandung bekerja sama dengan PT Nata Sarana Internusa dan PT Multistrada Arah Sarana. Keduanya merupakan produsen ban nasional di Indonesia merek Achilles dan Corsa. rep:c63 ed: fitriyan zamzami