Rabu 24 Aug 2016 12:00 WIB

Abu Sayyaf Terdesak

Red:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, saat ini posisi kelompok Abu Sayyaf sudah semakin terdesak seiring dengan operasi militer yang dilakukan oleh militer Filipina. Ryamizard mendapatkan informasi bahwa setengah kekuatan Abu Sayyaf sudah tumbang. "Kalau saya hitung jumlah mereka kan kira-kira 300. Yang sudah tewas sekitar seratus lebih. Juga yang luka-luka. Ini cukup signifikan," ujar Ryamizard, Selasa (23/8).

Ryamizard mengatakan, salah satu titik kumpul kekuatan Abu Sayyaf ada di Basilan. Pemerintah Filipina mengerahkan 10 ribu personel milter untuk operasi di Basilian. Meski beberapa di antara anggota kelompok tersebut melarikan diri lagi ke Zulu, militer Filipina berhasil membersihkan Basilian.

Ryamizard melanjutkan, kelompok Abu Sayyaf mengendalikan banyak sandera. Namun, di sisi lain ada serangan dari operasi militer Filipina sehingga membuat konsentrasi mereka terpecah. Padahal, pemerintah Indonesia sempat menyarankan adanya gencatan senjata. "Duterte bilang, kalau mereka enggak menyerah akan terus digempur. Malam tadi saya kordinasi masih begitu informasinya," ujar Ryamizrad.

Sebelumnya, Juru Bicara Menteri Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan, permintaan gencatan senjata dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI kepada pemerintah Filipina adalah demi keselamatan para sandera warga negara Indonesia. Intensitas operasi militer Filipina saat ini, dianggap berdampak terhadap keselamatan sandera.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan, perpecahan kelompok dan gempuran tentara Filipina membuat dua orang dari 11 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf berhasil menyelamatkan diri. Mereka adalah Muhammad Sofyan dan Ismail yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) tunda TB. Charles. Mereka diculik Abu Sayyaf pada 20 Juni lalu.

"Di sana lagi seru ya, pertempuran antara kelompok mereka juga ada. Antara kelompok mereka. Juga gempuran tentara Filipina menyebabkan mereka pindah sana pindah sini," kata Sutiyoso, Selasa. Sutiyoso mengatakan, pemerintah terus berupa berbagai cara untuk membebas sembilan sandera lainnya. Meski, militer Indonesia tidak bisa masuk ke dalam wilayah kedaulatan Filipina.

Terkait informasi dua orang sandera yaitu Mohammad Sofyan dan Ismail yang berhasil meloloskan diri dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf, Gatot membenarkannya. Menurut Panglima TNI, ini adalah kerja dari Pemerintah Filipina yang mempunyai komitmen melakukan pengepungan sehingga dua ABK itu bisa lolos. "Informasi tersebut sudah saya cek, Mohammad Sofyan dan ismail sekarang sudah berada di Sambo, sedang di cek kesehatannya oleh tim medis," ujar Gatot.

Untuk pemulangan kedua WNI tersebut, hingga kini Ryamizard dan Gatot sudah meminta Kemenlu untuk melakukan kordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Filipina. Gatot mengatakan, saat ini dua WNI masih ada di Manila. "Sudah ada di Manila, Menlu sedang kordinasi dengan Filipina untuk pemulangan ini," ujar Gatot.

Polda Sulut

Status tipologi Polisi Daerah (Polda) Sulawesi Utara (Sulut) naik dari tipe B menjadi tipe A. "Wakapolri (sedang) di Manado dalam rangka pengukuhan polda dari tipe B ke tipe A," kata Kadiv Humas Polri Inspekstur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Senin (22/8).

Menurut Boy, salah satu alasan peningkatan status Polda Sulut adalah karena wilayah polda tersebut merupakan wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga, yaitu Filipina sehingga perlu ada penguatan dari sisi organisasi serta sarana dan prasarana.

Boy menerangkan, Sulut merupakan jalur yang rentan digunakan untuk penyelundupan senjata api dari kelompok teroris Abu Sayyaf. "Itu (Sulut) salah satu jalur penyelundupan senpi dari kelompok di wilayah Filipina," katanya. Selain Polda Sulut, polda lainnya yakni Polda Kalimantan Barat juga mendapatkan peningkatan status yang sama.

Sementara, tiga polda masih dalam proses persetujuan di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terkait permohonan peningkatan status polda. "Polda Kepri, Polda Riau, dan Polda Lampung masih dalam proses persetujuan," kata Boy. Peningkatan status polda, kata Boy, diharapkan dapat memperkuat organisasi, memperkuat kepemimpinan, dan meningkatkan kualitas layanan publik di daerah.   rep: Intan Pratiwi, Lintar Satria/antara, ed: Andri Saubani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement