Kamis 05 Jun 2014 11:22 WIB

Mendamba Kampanye Damai

Red:

Setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK sebagai calon presiden dan wakil presiden beserta nomor urut masing-masing, proses menuju kampanye yang dimulai pada 4 Juni memasuki babak baru untuk bertarung memperebutkan simpati dan dukungan dari rakyat. Pada masa kampanye ini, kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden pasti akan berusaha optimal untuk menggerakkan mesin politik demi meraup suara signifikan agar mampu tampil sebagai pemenang dalam kontestasi Pilpres 2014.

Sebelum memasuki kampanye sesungguhnya, kedua pasangan capres dan cawapres harus menandatangani fakta integritas tentang kampanye damai dan bermartabat sebagai bentuk komitmen dalam mendorong pemilu yang berkualitas demi tercapainya suksesi kepemimpinan bangsa yang benar-benar menjadi harapan seluruh rakyat. Ketika memasuki masa kampanye, kedua pasangan maupun tim sukses masing-masing diharapkan lebih mengutamakan kualitas penyampaian visi dan misi mereka dalam menyongsong kemajuan bangsa yang lebih menjanjikan.

Penyampaian visi dan misi yang berkualitas dan substansial sebisa mungkin lebih ditampakkan daripada persaingan kampanye hitam (black campaign) yang silih berganti mewarnai perjalanan menuju pesta demokrasi. Hal ini disebabkan geliat kampanye hitam seolah tidak pernah berhenti menghiasi pemberitaan melalui media sosial dan televisi yang menyasar kepada kedua pasangan calon presiden. Melalui media sosial, kampanye hitam selalu muncul untuk menyerang dengan nada membuka aib masa lalu, baik yang berkaitan dengan latar belakang kehidupan pribadi, keluarga, suku, maupun agama.

Dalam pesta demokrasi ini, kampanye damai dan bermartabat sejatinya lebih beradab dan memiliki dampak positif bagi proses pembelajaran politik di negeri ini. Namun, faktanya kampanye hitam lebih tampak daripada kampanye yang mengusung keadaban yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Kampanye hitam dengan nuansa SARA lebih sering dilakukan sebagai cara yang ampuh dan menjadi jurus kampanye yang paling cepat dan instan untuk menjatuhkan kekuatan lawan. Padahal, tindakan semacam ini tidak menunjukkan karakter dan nilai-nilai luhur bangsa yang selalu mengedepankan penghormatan terhadap lawan.

Demi menghasilkan pemilu yang berkualitas, kedua pasangan capres dan cawapres bisa memberikan pendidikan politik kepada pendukung masing-masing. Melalui pesta demokrasi ini, kedua pasangan sebisa mungkin mendorong tim sukses masing-masing untuk mendidik rakyat dengan pilihan-pilihan yang mencerdaskan sehingga kualitas demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan, sikap saling menghargai, dan toleransi antarsesama dapat terus mewarnai perjalanan bangsa menuju kejayaan dan kemajuan yang didambakan.

Kampanye damai

Pesta demokrasi yang akan dihelat pada 9 Juli mendatang bukan sekadar sebagai ajang mencari dan memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan. Namun, juga bisa menjadi kesempatan untuk memberikan pendidikan politik yang benar-benar beradab, santun, bermartabat, dan bermoral demi kesehatan iklim demokrasi di negeri ini. Di situlah kampanye damai dan bermartabat menjadi sangat penting untuk mencerdaskan kehidupan rakyat yang selama ini selalui dihujani oleh kampanye-kampanye negatif.

Dalam pesta demokrasi yang bersejarah ini, setiap pasangan capres dan cawapres harus mampu menyampaikan visi dan misi mereka dengan penuh keyakinan yang tinggi. Setiap menyampaikan visi dan misi pada masa kampanye presiden, seluruh elemen yang terkait dengan tim pemenang capres dan cawapres tidak boleh menggunakan cara-cara kotor demi meraup suara yang banyak. Artinya, jangan sampai rakyat dibumbui oleh kampanye-kampanye kotor melalui iklan hanya demi menjatuhkan kekuatan lawan. Strategi politik dengan kampanye hitam (menyebarkan fitnah dan berperilaku rasis) bukanlah menjadi tontonan yang beradab bagi masyarakat.

Kampanye damai merupakan bentuk kampanye yang dilakukan dengan cara-cara yang beradab, santun, dan menghindari benturan atau konflik antarpendukung masing-masing calon. Kampanye damai bisa dipahami sebagai gerakan simpati untuk mendorong tercapainya pesta demokrasi secara adil, jujur, dan lebih mengedepankan semangat berkompetisi secara sehat tanpa harus memunculkan konflik sebagai senjata untuk menjatuhkan lawan politik.

Di sini, kampanye damai dilakukan dengan tujuan untuk membangun budaya menghormati, hidup berdampingan, dan bertindak aktif tanpa kekerasan (active non-violence) yang mencerminkan karakter dan nilai-nilai luhur bangsa sejak dulu. Gerakan kampanye damai merupakan proses pendidikan yang memberdayakan seluruh rakyat agar mampu menahan diri dari reaksi agresif yang bisa menimbulkan gesekan atau ketegangan antarpendukung masing-masing calon.

Demi pendidikan demokrasi yang semakin baik, kampanye damai harus menjadi langkah utama untuk membangun tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang bermartabat dan berkeadaban. Kampanye damai sebisa mungkin mendorong masyarakat untuk mengetahui secara langsung visi dan misi calon pemimpin yang akan bertarung dalam pilpres Juli mendatang, bukan dengan mengandalkan kampanye kotor demi meraih dukungan yang tidak sehat.

Saya percaya bahwa kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden bisa memberikan warna baru bagi konstelasi politik secara sehat dan tidak mengutamakan kemenangan sesaat. Saya pun berharap kampanye presiden nanti tidak menonjolkan sisi negatif dari masing-masing calon. Apalagi, saling menjatuhkan lawan politik dengan cara yang kotor, melainkan tetap menggunakan cara-cara yang santun dan bisa saling menghargai satu sama lain. Itulah bentuk-bentuk kampanye damai yang perlu digerakkan untuk mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas demokrasi yang benar-benar berkeadaban dan bermartabat.  

Mohammad Takdir Ilahi

Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Staf Riset The Mukti Ali Institute Yogyakarta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement