Selasa 01 Jul 2014 13:00 WIB

Teologi Mencoblos Capres

Red:

Politik adalah seni mencapai kekuasaan yang sudah seharusnya diperoleh dengan jalan yang baik, apabila tindakan memperoleh kekuasaan itu dilakukan dengan cara halal, dengan cara tidak saling memfitnah. Niscaya dalam kepemimpinan tersebut akan mendapat ridha dari Allah. Melainkan juga, kemajuan dan kesejahteraan rakyat serta kepentingan bangsa Indonesia akan segera dicapai.

Begitu pula, kekuasaan sudah seharusnya dijadikan tujuan dari para capres-cawapres untuk mendekatkan diri kepada Allah dan beribadah kepadanya, dengan jalan memberikan dan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin bangsa untuk memedulikan nasib wong cilik dan menyejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia. Bukan untuk kepentingan individu dan partai politiknya.

Karena itu, sudah seharusnya para capres-cawapres juga harus memiliki sifat-sifat yang baik dalam memimpin negara Indonesia. Sehingga, eksistensi Tuhan yang Maha Pengasih, Penyayang, dan Pemurah terejawantah dalam diri para capres-cawapres yang akan memimpin negeri Indonesia tercinta ini.

Shalat istikharah

Dalam konteks politik, teologi memainkan peranan penting dalam membangun watak dan perilaku para capres dan cawapres. Etika politik dan kesantunan berkomunikasi kepada publik adalah prasyarat mutlak untuk mencapai kekuasaan dan dukungan rakyat Indonesia dengan sikap demokratis.

Paradigma politik yang kotor seperti  melakukan penggelembungan suara, penyuapan dalam pemilihan capres-cawapres, memberikan sembako,  mencatut dan memanfaatkan suara dari tokoh nasional,  bersikap ingkar janji itu perlu direduksi dari alam pikiran para politisi. Karena itu, nilai-nilai politik yang luhur dengan selalu mengedepankan kejujuran, transparan, dan demokrasi perlu diimplementasikan dalam Pemilu 2014.

Dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 kita hanya berharap kepada masyarakat di Indonesia agar sebelum menentukan pilihan calon pemimpin di antara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa  atau Joko Widodo-Jusuf Kalla,  alangkah  baiknya melakukan shalat istikharah. Shalat ini dimaksudkan untuk meminta petunjuk dari Allah SWT, manakah di antara kedua capres-cawapres tersebut yang layak untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan.

 

Shalat istikharah adalah  salat sunah yang dikerjakan untuk meminta petunjuk Allah SWT oleh mereka yang berada di antara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu untuk memilih atau saat akan memutuskan sesuatu hal. Spektrum masalah dalam hal ini tidak dibatasi. Seseorang dapat shalat istikharah untuk menentukan siapakah capres dan cawapres 2014 ini yang akan dicoblos nantinya pada Pemilu 9 Juli 2014. Siapa yang lebih baik ia pilih. Setelah shalat istikharah, maka dengan izin Allah, pemilih  akan diberi kemantapan hati dalam memilih capres dan cawapres dalam Pemilu 9 Juli 2014.

Secara teologis, shalat istikharah adalah langkah kritis-konstruktif dalam memohon kepada Allah SWT,  sehingga para pemilih terhindar dari tarik ulur kepentingan politik. Semoga para pemilih diberikan petunjuk yang jelas untuk mencoblos pemimpin yang memiliki integritas, berwibawa, memiliki kejujuran yang tulus, bukan kejujuran karena pencitraan belaka, bertanggung jawab untuk mengabdi kepada rakyat Indonesia di tengah situasi kondisi situasi sosial-politik demokrasi yang buruk dan meningkatkannya pengangguran, kemiskinan, dan kelaparan.

Teologi dalam mencoblos pemimpin melalui shalat istikharah adalah suatu keniscayaan yang harus dilakukan oleh umat Islam sebagai langkah yang tepat, agar kita tidak salah lagi dalam memilih pemimpin. Dengan begitu, masyarakat Islam di Indonesia harus kritis dan melek politik, kita jangan mudah tergoda dengan berbagai slogan politis, kampanye hitam, brosur, dan iklan politik yang dikampanyekan oleh capres-cawapres. Karena itu, sesungguhnya janji-janji politik yang ditawarkan dalam berbagai iklan di televisi dan media cetak itu belum tentu diimplementasikan secara genuine dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Dengan demikian, janganlah memilih capres-cawapres  yang sering melakukan kampanye hitam, menjatuhkan lawan politik, melainkan juga  para memilih harus lebih cerdas dan melek politik secara keseluruhan  dengan melihat juga koalisi dari partai politik pengusung capres dan cawapresnya. Carilah pemimpin yang memiliki track record yang baik. Carilah pemimpin yang amanah dan  memiliki  kewibawaan visi dan misi yang konkret untuk kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteran bagi seluruh rakyat Indonsia.

Karena itu, teologi dalam mencoblos calon presiden dan calon wakil presiden  2014 dengan melakukan shalat istikharah perlu dilibatkan dalam diri umat Islam. Ini agar di kemudian hari calon pemimpin yang akan kita pilih, benar dan  sesuai sifat-sifat dengan kepemimpinan Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Kehadiran Tuhan perlu dilibatkan dalam pemilihan presiden 2014. Sebagai landasan fundamental untuk memohon petunjuk kepada Allah dalam menentukan pilihan yang tepat, demokratis, jujur, amanah, berkualitas, bertanggung jawab, dan bertakwa kepada Allah SWT. Semoga.

 

Syahrul Kirom 

Alumnus Pascasarjana Ilmu Filsafat UGM Yogyakarta

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement