Pascapublikasi hasil quick count, oleh berbagai lembaga survei, terjadi polarisasi yang kuat di masyarakat antara kubu Jokowi-JK dengan Prabowo-Hatta. Kedua kandidat capres pun telah mendeklarasikan kemenangannya bersama relawan dan tim suksesnya masing-masing karena yakin bahwa hasil yang telah dipublikasikan oleh lembaga survei telah akurat serta tidak akan jauh berbeda dengan rekapitulasi resmi oleh KPU.

Perdebatan saling klaim terkait hasil hitung cepat mana yang benar terus bergulir di berbagai media sejak 9 Juli lalu, padahal KPU baru akan melaksanakan sidang pleno rekapitulasi suara nasional pada 22 Juli.

Manuver kedua kubu capres-cawapres yang telah mendeklarasikan kemenangannya sudah membuat masyarakat bingung, pasangan mana yang sebenarnya unggul dan lembaga survei mana yang benar-benar independen serta akurat. Beberapa kalangan khawatir bahwa situasi akan semakin ricuh dan panas menjelang rapat pleno rekapitulasi suara nasional 22 Juli mendatang. Masyarakat berharap pemerintah dan masing-masing kubu dapat menjaga situasi agar tetap kondusif dan tidak meributkan hasil hitung cepat oleh beberapa lembaga survei itu.

Masyarakat juga perlu menyadari bahwa hasil rekapitulasi suara yang resmi baru akan diumumkan pada 22 Juli 2014. Selain itu masyarakat juga harus menyikapi dengan bijak hasil hitung cepat yang telah dirilis oleh berbagai lembaga survei karena selalu ada kemungkinan sampel yang diambil tidak proporsional ataupun data diberikan tidak benar-benar akurat. Bahkan muncul opini di masyarakat bahwa tidak ada lembaga survei yang sepenuhnya independen.

Oleh sebab itu, hasil hitung cepat cukup dijadikan sebagai referensi bagi masyarakat dan tidak perlu dijadikan sebagai pedoman yang sudah tetap. Rakyat Indonesia butuh kedamaian dan ketenangan dalam proses demokrasi untuk memilih orang nomor satu di negeri ini. Seorang pemimpin yang amanah pasti akan membawa kemajuan serta kesejahteraan bagi Indonesia.

 Wahyu W Saputra

Harapan Indah Permai 15 Bekasi, Jawa Barat

Ikuti Whatsapp Channel Republika