Hanya tinggal hitungan jam tahun 2014 akan meninggalkan kita dan berganti menjadi tahun 2015. Banyak sekali kejadian yang kita alami di tahun 2014. Ada yang menyenangkan, ada pula yang menyedihkan. Semua tentu memberi makna bagi Indonesia.
Pemilihan umum anggota legislatif maupun pemilihan presiden menjadi momen panas di 2014. Tak hanya menguras dana, momen ini juga menyedot perhatian masyarakat dunia. Pemilihan presiden yang berlangsung head to head dengan menampilkan dua calon sempat mengundang kekhawatiran. Momen tersebut memunculkan spekulasi bakal terjadi konflik yang meruncing.
Namun, sungguh membesarkan hati ketika ternyata pemilihan presiden berlangsung lancar dan tidak menimbulkan konflik. Momen tersebut memang kemudian memberi efek lanjutan berupa munculnya tandingan-tandingan di lembaga negara maupun partai politik. Pembelahan tersebut rupanya menjadi bagian dari dinamika politik dan tidak sampai menimbulkan gesekan yang menelan korban.
Sosok yang terpilih melalui proses pemilu kini mulai bekerja, baik yang di eksekutif maupun legislatif. Mereka memanggul harapan besar masyarakat akan terjadinya kemajuan Indonesia yang merata. Munculnya sosok-sosok segar dari proses politik tersebut menjadikan ekspektasi publik meninggi.
Selain proses pemilu yang lancar dan membanggakan, pada 2014 terjadi dua musibah besar yang mengundang duka mendalam. Longsor Banjarnegara, Jawa Tengah, yang menimbun sekitar 100 korban, disusul jatuhnya pesawat Air Asia. Pesawat yang terbang dari Surabaya menuju Singapura itu mengangkut 155 orang.
Musibah tersebut seolah menjadi penutup tahun 2014. Kita semua tentu sangat sedih melihat kedua musibah yang menelan korban jiwa begitu banyak tersebut. Semoga kedua musibah tersebut bisa menjadikan bangsa ini mampu terus memperbaiki diri.
Perjalanan 2014 yang segera berakhir ini perlu kita renungkan bersama-sama kelebihan dan kekurangannya. Kemudian, hasil perenungan itu kita jadikan bekal untuk menyongsong 2015 dengan semangat baru demi memajukan Indonesia. Pergantian tahun ini menjadi momen penting untuk perbaikan bangsa, bukan momen untuk berhura-hura.
Republika menyediakan wadah untuk kita semua merenungkan perjalanan 2014 menuju 2015 berupa Dzikir Nasional yang berlangsung di Masjid At-Tin, tepat di malam pergantian tahun. Acara ini digelar untuk menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin melewati pergantian tahun secara lebih sehat. Zikir nasional mengajak masyarakat untuk melewati pergantian tahun dengan renungan yang produktif.
Acara ini diharapkan bisa menjadi pilihan masyarakat untuk menyongsong 2015 dengan harapan dan semangat yang lebih positif. Zikir nasional juga diharapkan mampu menjadi perekat persatuan dan persaudaraan bangsa. Dua kata kunci tersebut merupakan elemen yang sangat penting untuk memajukan Indonesia yang majemuk.
Api konflik yang beberapa kali melukai bangsa ini di masa lalu terbukti sangat merusak. Masyarakat diadu domba dan nama Indonesia menjadi tercoreng di mata dunia. Sendi-sendi perekat masyarakat menjadi rusak. Jangan sampai hal seperti ini terulang di masa mendatang. Selamat menyongsong Indonesia yang lebih maju di tahun 2015.