Sabtu 07 Mar 2015 15:47 WIB

Begal Beraksi, Polisi ke Mana?

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, Akhir-akhir ini sering terjadi pembegalan. Banyak korban yang dirugikan oleh aksi pembegalan ini. Orang-orang kebingungan, pembegal beraksi, polisi entah ke mana. Kita tidak tahu dari mana para pembegal ini datang dan kita harus mencari tahu itu.

Beberapa contoh kasuh tewasnya pelaku pembegalan telah terjadi, seperti pembakaran pelaku yang terjadi di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Menurut penelitian, pelaku pembegalan tersebut telah membuat masyarakat resah, marah, dan inilah puncak kemarahan masyarakat. Ketika pelaku tertangkap, mereka langsung membakarnya.

Saya kurang setuju dengan perilaku masyarakat yang seperti ini karena main hakim sendiri. Seharusnya, masyarakat yang menangkap pelaku membiarkannya tetap hidup. Para pengadil bisa menjadikan pelaku yang tertangkap sebagai petunjuk untuk menemukan di mana para pelaku lainnya dan biarkan pihak berwajib yang memberikan hukuman sangat setimpal.

Tapi yang terjadi di lapangan, polisi tidak ada saat kejadian itu.

Di mana polisi tampak, polisi tidak bisa berbuat apa-apa.

Ardahman

Kp Pabuaran Kaum, Desa Cibanteng, Ciampea, Bogor

Kerusakan Generasi Kian Parah

Baru-baru ini, lagi dan lagi bertambahnya kerusakan generasi masa depan pendobrak dunia yang semakin parah. Banyak fakta yang membuktikan itu. Di medsos, foto vulgar anak remaja beredar. Berapa banyak remaja wanita yang MBA, belum lagi kerusakan tingkah laku, serta tawuran.

Ditambah lagi kasus begal yang kian meresahkan masyarakat. Apa penyebab ini semua? Generasi yang diharapkan mengapa jadi meresahkan? Apa hanya karena pendidikannya atau apa?

Sedangkan, rata-rata pelakunya adalah generasi yang berpendidikan. Sungguh saya pun sebagai generasi muda merasa takut, khawatir, sedih, sekaligus miris.

Pendidikan formal belum cukup mengentaskan problem yang kian berbuah dan mencekal. Generasi harus dibangun dari individu, masyarakat, dan negara. Individu harus ditanamkan pandangan hidup yang benar sejak dini, masyarakatpun berperan sebagai pengontrol, juga negara sebagai pengawas dan penetap kebijakan.

Rahmadanty Musrifa Chumairo Dewy

Dusun Kenalan, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement