Saya sangat miris membaca berita di koran dan melihat di TV bahwa Kapolri mengatakan tidak ada beras (terkontaminasi) plastik dan pejabat ramai-ramai mengatakan hal serupa. Bahkan, ada yang mengancam dengan mengatakan pemerintah akan menindak yang menyebarkan isu beras (terkontaminasi) plastik.
Sehingga, Dewi, seorang ibu yang hanya rakyat kecil yang berdagang nasi uduk, menangis ketakutan akan ditindak. Ini terlihat dalam berita di salah satu stasiun TV swasta. Tidakkah sang pejabat sadar, bagaimana rakyat kecil, hanya seorang ibu pedagang nasi uduk, yang secara lugu memperlihatkan beras yang dibelinya terkontaminasi plastik, berbicara jujur?
Diperlihatkan di TV ada butiran yang bukan beras, tapi partikel plastik tercampur beras yang dibelinya dan terlihat menggumpal setelah dimasak, persis seperti plastik yang meleleh karena panas. Lalu berita di Republika 27 Mei 2015 memberitakan ada beras (terkontaminasi) plastik di Bekasi, Gunung Kidul, Kendari, Kutai Barat, Bogor, Depok, dan Cianjur.
Kalau ada berita negatif dari rakyat yang bermaksud baik untuk melapor, tapi malah diancam akan ditindak, maka rakyat tidak akan berani melapor kalau ada uang palsu, paspor palsu, ijazah palsu, KTP palsu, SIM palsu, STNK palsu, tender palsu, polisi palsu, dan lain-lain palsu.
Hasil pemeriksaan sampel oleh Sucofindo bisa saja berbeda dengan hasil Polri, BPOM, Kementan, Kemendag karena walaupun berasal dari satu kantong sampel yang sama, tapi bisa saja di antara ribuan butir beras dalam satu kantong sampel itu, hanya ada puluhan butir plastik yang sudah terambil semua bersama ratusan butir beras asli waktu diperiksa laboratorium oleh Sucofindo.
Sisanya dalam kantong itu sudah tidak ada butir plastiknya lagi sehingga waktu diperiksa Polri, Kementan, dan Kemendag tentu saja hasilnya negatif. Memang tidak ada beras plastik, tapi siapa yang bisa menjamin tidak ada kontaminasi butir plastik dalam tumpukan beras di seluruh Indonesia?
Lagi pula, bagaimana Polri, BPOM, Kementan, dan Kemendag bisa mengambil kesimpulan di seluruh Indonesia tidak ada beras (terkontaminasi) plastik hanya dengan sampel dari pasar di Jakarta dan Bekasi saja? Pemerintah jangan langsung mengatakan tidak ada beras (terkontaminasi) plastik hanya dengan memeriksa sepersekian juta dari butiran beras di seluruh pasar Indonesia.
Yang harus dilakukan pemerintah adalah cepat mendatangi lokasi yang melaporkan adanya beras (terkontaminasi) plastik dan memeriksanya di laboraorium independen.
Hendar Asmara Jalan Bendi 3/22, Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta