Kamis 07 Jan 2016 13:00 WIB

MEA Peluang atau Penderitaan?

Red:

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi yang memastikan aliran barang, jasa, investasi, modal, dan buruh terampil secara bebas. Ini dibangun atas dasar kedekatan geografis, sejarah, dan hubungan ekonomi di kawasan. Dengan harapan, MEA bisa meningkatkan pembangunan ekonomi, kesejahteraan bersama serta peluang untuk bisa berkompetisi secara bebas dan fair.

Namun perlu diperhatikan juga, negara-negara yang tergabung di ASEAN mempunyai perbedaan karakteristik, mulai dari budaya, dialek bahasa, dan lain-lain. Sekilas tampak baik dengan tujuan didirikannya MEA.

Dalam perdagangan pasar bebas tidak hanya bidang ekonomi yang akan menjadi saingan. Mulai dari sektor pertanian, kesehatan, pendidikan, sumber daya energi, air, dan yang lebih penting sumber daya manusianya yang akan ikut mengalami proses persaingan.

Sumber daya manusia Indonesia masih tergolong kategori rendah. Menurut data IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Indonesia menempati urutan ke 128 dari 182 negara. Sebenarnya banyak orang pintar di negeri ini, banyak dari mereka yang bahkan menjadi ahli pada bidangnya, tapi tak semua dapat terfasilitasi dengan baik.

Jika pemerintah sungguh-sungguh mempersiapkan, melayani rakyat dengan matang, menyeluruh, merata dari kota hingga desa mungkin kehadiran MEA bisa dijadikan peluang bersaing yang sehat. Tetapi bila faktanya rakyat dibiarkan berpikir dan berjalan sendiri, hanya akan menambah beban penderitaan bagi rakyat.

Wiwin Astuti

Guru SMK swasta di Jakarta

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement