Rabu 31 Aug 2016 16:00 WIB

Waspada Zika

Red:

Ahad lalu otoritas Pemerintah Singapura mengumumkan puluhan warganya positif teridentifikasi virus zika. Pada Senin (29/8), dua warga Singapura lainnya positif terkena virus ini yang menyebabkan kasus zika di Negara Singa tersebut terus bertambah.

Sebagai negara yang sangat berdekatan dengan Singapura, Indonesia tentu saja harus waspada. Apalagi,  daerah seperti Batam, jarak tempuh untuk mencapai Singapura lewat jalur laut tidak sampai satu jam. Lokasi yang berdekatan ini membuat keluar masuknya warga Singapura ke Indonesia ataupun warga kita ke  Singapura menjadi sangat besar.

Menurut data Kementerian Pariwisata kedua negara, pada 2015, jumlah warga Singapura ke Indonesia  mencapai 1,5 juta orang atau rata-rata per hari 4.100. Sedangkan, wisatawan Indonesia ke Singapura 2,7 juta orang atau rata-rata setiap hari mencapai 7.500 orang.

Kasus zika di Singapura membuat sejumlah negara telah memperingatkan warganya untuk tidak berkunjung ke negara itu. Australia, Taiwan, dan Korea Selatan (Korsel) mengeluarkan travel warning bagi wanita hamil dan wanita yang menjalani program kehamilan ke Singapura. Sedangkan, negara kita sejauh ini masih  belum mengeluarkan kebijakan semacam itu.

Penyebab penyakit zika (zika disease) ataupun demam zika (zika fever) adalah virus zika. Virus zika  termasuk dalam garis virus flavivirus yang masih berasal dari keluarga yang sama dengan virus penyebab penyakit dengue/demam berdarah. Virus Zika disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes yang  terinfeksi.

Virus zika terdekteksi pertama kali di Brasil, kemudian menyebar hingga ke Amerika. Virus ini sangat  berbahaya bagi wanita hamil karena bisa menimbulkan kerusakan pada janin yang dikandungnya. Di Brasil, virus zika menyebabkan kasus 1.800 mikrosefalus. Bayi yang dilahirkan dan menderita mikrosefalus memiliki kepala dan otak yang mengecil.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan gejala terjangkit zika adalah demam sedang, ruam, dan gatal  di kulit, nyeri sendi, nyeri otot, pusing kepala, mata memerah, pedih di belakang mata, dan  muntah-muntah.

Upaya untuk mencegah agar zika tidak terjangkit di negara kita menjadi sangat penting. Sejauh ini  pemerintah telah berupaya untuk mencegah agar virus zika tidak menyebar di Indonesia dengan melakukan upaya proteksi melalui thermal scanners di bandara dan pos imigrasi. Dinas Kesehatan Kota  Batam, Provinsi Kepulauan Riau, misalnya, menyiagakan personel kesehatan di Pelabuhan Batam.

Keberhasilan negara kita agar virus zika tidak mewabah menjadi sangat penting. Bukan saja karena potensi risiko dari para penderita penyakit zika yang cukup memprihatinkan. Melainkan juga harga yang harus dibayar mahal bila Indonesia termasuk dalam negara yang terkena wabah zika. Salah satu sektor yang akan sangat terpengaruh jika Indonensia sampai termasuk negara yang terjangkit virus zika adalah pariwisata.

Bisa dipastikan jumlah turis yang akan melancong ke Indonesia akan mengalami penurunan setelah negara-negara lain menerapkan travel warning. Hal ini tentu saja akan sangat merugikan kita. Bukan saja karena kita sedang mengampanyekan agar para turis mancanegara berlibur ke Indonesia. Namun, juga sektor pariwisata belakangan menjadi salah satu yang diandalkan mendongkrak pendapatan negara setelah krisis ekonomi dunia belum juga pulih.

Bisa dibayangkan, jika virus zika melenda kita dan jumlah turis menurun drastis, upaya menjaga defisit anggaran kita semakin sulit karena devisa dari pariwisata jauh dari yang diharapkan. Untuk  itu, pemerintah harus bekerja kers bagaimana agar wabah zika benar-benar tidak menyebar di kita. Koordinasi yang konkret antara Kementerian Pariwisata, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, dan pemerintah daerah menjadi sangat penting. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement