Senin 25 Aug 2014 12:03 WIB

Pemerintahan Transisi Jaga Defisit Neraca Berjalan

Red: operator

Ekspor akan lebih baik, termasuk minerba, pada triwulan ketiga.Pemerintahan transisi belum akan melakukan manuver ekonomi. Pengetatan fiskal masih dilakukan demi menjaga defisit current account agar tidak semakin besar di akhir tahun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri menargetkan defisit akhir tahun di bawah 26 miliar dolar AS. Pemerintah harus menjaga current account agar pemerintahan baru nantinya bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi.

Pada kuartal ketiga, pertumbuhan ekonomi diprediksi lebih baik daripada kuartal pertama dan kedua. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen pada kuartal kedua. Angka ini lebih rendah dari kuartal pertama yang mencapai 5,21 persen.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Tahta Aidilla/Republika

Suasana aktifitas bongkar muat di terminal 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (20/11).

 

Perlambatan yang terjadi dipicu beberapa faktor, antara lain larangan ekspor mineral dan batu bara, kondisi politik yang tidak stabil, dan ekonomi global yang sempat terguncang. "Triwulan ketiga, ekspor akan lebih baik, termasuk minerba," kata Menkeu.

Pemerintah juga telah melakukan pemangkasan ang garan kementerian lembaga (K/L) sebesar Rp 43, 025 triliun. Pemotongan ini lebih rendah dari yang diinstruksikan presiden sebesar Rp 100 triliun.

Gubernur Bank Indonesia Agus Marto wardojo mengatakan, angka 5,12 persen sedikit meleset dari perkiraan BI sebesar 5,19 hingga 5,2 persen. Agus melihat angka ini salah satunya dipicu dari belanja negara yang berbeda dari tahun sebelumnya pada kuartal yang sama. "Tapi bagi BI, posisi 5,1-5,5 bisa ke bawah masih relevan dengan kondisi kita," kata Agus.

BI masih optimistis ekonomi Indonesia tumbuh di atas lima persen hingga akhir tahun. Sebab, pemerintah telah menyelesaikan UU Minerba. Langkah itu diharapkan dapat mendorong kinerja ekspor menjadi lebih baik.

Namun, BI masih menyoroti inflasi yang melewati perkiraan, se besar 0,93 persen. Padahal, dalam lima tahun terakhir, rata-rata angka inflasi berada di kisaran 0,85 persen. Selain itu, transaksi berjalan yang selama 10 kuartal ini defisitnya makin besar.

Menko Chairul Tan jung mengatakan, sebelumnya pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen pada kuartal kedua. Sejauh ini, angka pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh tingginya konsumsi domestik, turunnya belanja pemerintah, laju investasi, dan aktivitas ekspor-impor. Konsumsi domestik sebesar 5,59 persen lebih tinggi dari kuartal yang sama tahun lalu sebesar 5,15 persen.

BI masih optimistis ekonomi Indonesia tumbuh di atas lima persen hingga akhir tahun.

rep:meiliani fauziah  ed:irwan kelana

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement