oleh:nur aini--YOGYAKARTA — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan membuat tempat pemungutan suara (TPS) di sejumlah rumah sakit setempat. Pembuatan TPS tersebut diawali dengan mendata pemilih untuk dimasukkan ke Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU DIY Nur Huri Mustofa mengungkapkan bahwa TPS hanya akan dibuat di rumah-sakit besar. Rumah sakit yang akan memiliki TPS disyaratkan memiliki karyawan dan paramedis lebih dari 200 orang. “Kalau jumlah karyawan dan paramedis sedikit, pemilih bisa menggunakan TPS dekat rumah sakit,” ujarnya di Sleman, DIY, Kamis (22/5).
Sejumlah rumah sakit yang kemungkinan akan memiliki TPS tersendiri, antara lain, RSUP dr Sardjito di Sleman, RS Panembahan Senopati dan PKU Muhammadiyah Bantul, RSUD Kulonprogo, dan RSUD Sleman. Untuk Gunungkidul, TPS tidak akan dibuat di RSUD setempat karena jumlah karyawan dinilai sedikit. Sedangkan, untuk RS di Kota Yogyakarta, seperti Panti Rapih, PKU Muhammadiyah, dan Bethesda masih dalam tahap komunikasi dengan KPU untuk pembuatan TPS.
Pemilih yang masuk pada DPT di TPS rumah sakit hanya berasal dari karyawan dan paramedis. Pasien dapat memilih di TPS rumah sakit dengan menggunakan KTP pada satu jam sebelum pencoblosan berakhir. Selain itu, keluarga pasien dapat memilih di TPS rumah sakit dengan syarat formulir A5 atau pindah TPS.
Data pemilih di RS akan dikumpulkan KPU DIY hingga 26 Mei mendatang. Data tersebut akan dipakai untuk menentukan jumlah TPS untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 Juli mendatang.
Meski ada TPS di rumah sakit, jumlah TPS di Sleman tidak akan bertambah dari 2.390 TPS, seperti pada saat pemilihan legilatif. Sleman tidak memiliki TPS di rumah sakit pada pileg 9 April lalu. Namun, ada sembilan TPS yang didirikan di kampus pada saat pileg.
Direktur RSUD Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan bahwa TPS perlu dibuat di rumah sakit, mengingat banyak karyawan dan pasien yang kesulitan menggunakan hak pilihnya pada saat pileg. Jumlah karyawan dan paramedis di RSUD juga mencapai lebih dari 200 orang. “Kalau pakai TPS terdekat, pasien tidak mungkin menjangkau. Pada pileg kemarin, kami menunggu petugas TPS datang ke RS tetapi tidak ada,” katanya. ed: fitriyan zamzami