Salah satu adagium politik yang terbilang kerap disuarakan, yakni bagaimana Pulau Jawa menjadi penentu kemenangan kekuatan politik yang bersaing dalam pemilihan umum. Istilahnya, “Jawa adalah kunci.”
Jawa Tengah tak jadi pengecualian. Kendati demikian, melihat tren politik di provinsi tersebut, peta politik di Jawa Tengah menjelang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 cenderung berat sebelah.
Hampir seluruh indikasi terkini dan preseden dari gelaran politik sebelumnya mengindikasikan pasangan Joko Widodo (JK)-Jusuf Kalla (JK) mempunyai keunggulan signifikan di daerah tersebut.
Dari segi basis ideologis, Jawa Tengah, sejak lama dikenal sebagai kandang Banteng. Kecenderungan tersebut bermula sejak mula pemilu digelar, ketika Partai Nasionalis Indonesia (PNI) dan Partai Komunis Indonesia (PKI) masing-masing menjadi pemenang dan runner-up di Jawa Tengah pada Pemilu 1955.
Sejak reformasi, PDI Perjuangan juga belum pernah kalah dalam pemilu lLegislatif (pileg) di Jawa Tengah. Sedangkan, di daerah-daerah basis santri, seperti Demak, Jepara, Kudus, dan Magelang, PKB yang juga mendukung pasangan Jokowi-JK mempunyai pengaruh signifikan.
Menjelang Pilpres 2014 infrastruktur pendukung pemenangan Jokowi-JK di Jawa Tengah juga komplet. Lembaga eksekutif dan legislatif di Jawa Tengah relatif dikuasai PDI Perjuangan. Ditambah mesin partai yang sudah mengakar, kekuatan tersebut diperkirakan cukup memenangkan Jokowi-JK dengan margin besar di Jawa Tengah.
Hasil survei belakangan juga menunjukkan keunggulan Jokowi-JK secara signifikan di Jawa Tengah tinimbang pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Jajak pendapat yang digelar Lingkaran Survei Indonesia medio Mei lalu menunjukkan, keterpilihan Jokowi-JK sebesar 38,57 persen dibanding 15,54 persen untuk Prabowo-Hatta di Jawa Tengah.
Dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia, Jawa Tengah terbilang yang paling mudah diprediksi hasilnya pada Pilpres 2014. Butuh keajaiban dan kerja luar biasa keras dari tim pemenangan Prabowo-Hatta untuk membalikkan perkiraan itu. ed:fitrian zamzami
Hasil Pilpres 2009 di Jateng:
Megawati-Prabowo: 38,28 persen
SBY-Boediono: 53,06 persen
JK-Wiranto: 8,66 persen
Hasil Pemilukada Jateng 2013:
Pemenang: Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko (48,82 persen)
Pendukung: PDIP
Runner Up: Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo (30,26 persen)
Pendukung: Demokrat, Golkar, PAN
Suara Koalisi Pada Pileg 2014 di Jateng
Jokowi-JK:
PDIP: 24,40 persen
PKB: 13,10 persen
Nasdem: 5,88 persen
Hanura: 4,15 persen
PKPI: 0,34 persen
Total: 47,87 persen
Prabowo-Hatta:
Gerindra: 11,49 persen
PAN: 6,86 persen
PKS: 6,11 persen
Golkar: 14,19 persen
PPP: 6,54 persen
PBB: 0,56 persen
Total: 45,75 persen
Demokrat (Netral): 6,37 persen
Daftar Pemilih Tetap: 27.197.302
Total suara sah: 17.603.459
Sumber: Badan Pusat Statistik/Komisi Pemilihan Umum