JAKARTA - Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo dinilai bisa melanjutkan revolusi nasional untuk memperbaiki taraf kehidupan bangsa. Tokoh PDI Perjuangan, Guruh Soekarnoputra, mengatakan, bangsa ini menghadapi kesenjangan miskin dan kaya yang semakin lebar hingga sulitnya akses pendidikan masyarakat.
Karena itu, Guruh menegaskan bangsa Indonesia butuh revolusi untuk tujuan kebesaran negeri. "Revolusi kita artikan sebagai perbaikan besar-besaran dalam semua hal seperti penghematan uang negara dengan mencegah kebocoran sehingga tidak terbuang percuma," kata Guruh dalam siaran persnya, Ahad (15/6).
Menurut Guruh, jumlah orang miskin di Indonesia sekarang ini berbeda angka-angka yang dikeluarkan pemerintah yang menyebutkan jumlahnya berkurang. Guruh menyatakan secara ril, jumlah orang miskin justru bertambah. "Apakah kita mau berdiam diri dalam situsi negeri yang semakin bobrok? Apakah kita membiarkan kesenjangan semakin melebar?" kata Guruh.
Atas alasan ini, Guruh menyebut Jokowi menjadi presiden yang bisa meneruskan revolusi perbaikan kehidupan bangsa ini. Tidak ada kata tidak, kata Guruh, bangsa ini harus mendorong perubahan dan perbaikan di semua bidang dengan memilih Jokowi.
Dukungan terhadap Jokowi untuk melakukan revolusi mental pun terus mengalir. Di antaranya, datang dari ratusan perupa dari Yogyakarta dan Jawa Tengah yang menggelar kegiatan melukis bersama mengenai "revolusi mental" di Museum Affandi, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (15/6). "Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla," kata koordinator kegiatan, Yoyock Suryo.
Menurut dia, aksi melukis bersama ini merupakan bentuk ekspresi para seniman perupa se-Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah terhadap pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 2, Jokowi-JK. "Dukungan para perupa untuk Jokowi-JK ini kami terjemahkan dalam media kanvas, berupa lukisan-lukisan yang digoreskan masing-masing perupa," katanya.
Masing-masing pelukis mengekspresikan dukungan mereka kepada pasangan Jokowi-JK pada kanvas berukuran 70 x 90 sentimeter. Dalam aksi itu juga digelar melukis kolaborasi bersama 12 perupa senior dan muda pada sebuah kanvas 9,9 meter. "Melalui media kanvas ini perupa yang tergabung dalam Masyarakat Seniman Remen Jokowi-JK (Mas Rejo) menerjemahkan visi Jokowi-JK, yaitu revolusi mental ke dalam ide dan gagasan yang selanjutnya diwujudkan dalam karya lukisan," katanya.
Para perupa dituntut untuk mampu mengolaborasi makna revolusi mental ke dalam ide kreatif yang lebih luas. Hadir dalam kegiatan ini sejumlah seniman senior, seperti Soenarto, Djoko Pekik, Tulus Warsito, Mahyar, Suwaji, dan beberapa pelukis lain. "Dengan melukis bersama, penuh kegembiraan dan kebersamaan, diharapkan suasana Pilpres 2014 dapat menjadi cair, tidak tegang, dan tidak saling berkampanye hitam," katanya.
rep:elba damhuri/antara ed: muhammad fakhruddin