Rabu 18 Jun 2014 12:00 WIB
kilas

Moderator Debat Capres Diseleksi

Red:

JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) tengah menyiapkan desain debat dan penentuan moderator untuk debat ketiga calon presiden (capres) pada Ahad (22/6). Beberapa nama kandidat moderator telah disiapkan untuk disepakati bersama kedua tim pasangan calon presiden dan wakil presiden 2014.

Komisioner KPU Sigit Pamungkas mengatakan, beberapa nama kandidat yang disiapkan, di antaranya, guru besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana, pengajar Hubungan Internasional dari Universitas Airlangga (Unair) Sartika Soesilawati, ahli Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Yanyan M Yani.

Kemudian, dosen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Poppy S Winanti, peneliti politik internasional dari LIPI Adriana Elisabet, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI Dewi Fortuna Anwar. Ada pula nama Evi Fitriani, pengajar HI dari UI, dan Teuku Rezasyah, dosen HI dari President Univerisity.

KPU, lanjut Sigit, mempertimbangkan debat yang mengangkat tema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional" itu akan dimoderatori perempuan. "Setiap tema kami ajukan lima moderator dan satu di antaranya perempuan. Kalau masalah yang terpilih perempuan atau tidak, masalah konsesus dan kenyamanan tim pasangan calon," kata Sigit Selasa (17/6).

Menurut dia, KPU akan mengonsultasikan dengan tim kedua pasangan capres. Untuk menentukan desain debat serta moderator yang disetujui kedua pasangan.

Pelaksanaan debat perdana dan debat kedua, menurutnya, menjadi evaluasi pelaksanaan debat ketiga nanti. Perubahan yang dilakukan dari debat pertama dan kedua disebutnya menjadi pertimbangan apakah debat ketiga tetap menggunakan desain yang sama dengan debat kedua.rep: ira sasmita ed: fitriyan zamzami

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement