Senin 23 Jun 2014 13:30 WIB

Sukmawati: Jangan Bawa-Bawa Ayah Saya

Red:

JAKARTA - Putri kedua Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, meminta nama ayahnya tidak dibawa-bawa dalam pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014. "Jangan bawa-bawa ayah saya," kata dia, menanggapi pemberitaan yang menyebut Mahfud MD menyatakan Bung Karno adalah pelanggar hak asasi manusia (HAM), di Jakarta, Sabtu (21/6).

Menurut Sukmawati, kalaupun Soekarno melakukan kebijakan memerangi kelompok yang berseberangan dengan pemerintah ketika menjadi presiden, hal tersebut merupakan kewajiban untuk mempertahankan keutuhan negara. "Dulu memang iya, kan ada peperangan di dalam negeri sendiri, tapi itu kan pemberontakan yang harus dibasmi, bukan pelanggaran HAM," ujar dia.

Kemarin, Mahfud dan Wakil Ketua DPP Gerindra Fadli Zon bertemu dengan putri Bung Karno yang lain, Rachmawati Soekarnoputri. Pada pertemuan tersebut, Mahfud meminta maaf kepada Rachmawati. Dia juga menyatakan tidak pernah menyebut Bung Karno sebagai pelaku pelanggar hak asasi manusia (HAM).

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini menjelaskan, dia hanya menyatakan bahwa pada zaman Presiden Soekarno ada banyak pelanggaran HAM yang terjadi. Bahkan mungkin, kata dia, Bung Karno adalah korban dari pelanggaran HAM saat itu.

Rachmawati mengatakan, penggunaan isu HAM merupakan upaya untuk menjatuhkan Prabowo Subianto dalam pencapresan tersebut. Termasuk pemberitaan mengenai pernyataan Mahfud tentang Soekarno melanggar HAM dan pernyataan Wiranto soal Dewan Kehormatan Perwira (DKP).

"Di dalam pilpres ada upaya-upaya men-downgrade-kan (Prabowo). Ketika Prabowo disandingkan dengan Megawati (saat Pilpres 2009), itu tidak ada. Ada suatu konflik internal. Ini tidak patut diungkapkan dalam masa pilpres," kata Rachma.

'Jualan' Soekarno

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, Soekarno menjadi komoditas elektoral pada Pilpres 2014. Dengan cara tersebut, kedua pasangan calon berharap bakal bisa menaikkan elektabilitas mereka.

"Prabowo paling banyak menjadikan Soekarno sebagai komoditas elektoral pada Pilpres 2014. Tak ketinggalan, Jokowi yang diusung PDI Perjuangan juga ikut menjadikan Soekarno sebagai komoditas politik," ujar Pangi Syarwi Chaniago kepada Republika, akhir pekan lalu.

Dia mencontohkan, Jokowi menjadikan Soekarno sebagai komoditas politik melalui slogan Trisakti, yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. "Jokowi menjadikan ajaran Trisakti Soekarno sebagai magnet elektoral," kata dia.

Menurut Pangi, Prabowo menampilkan dan meniru gaya pakaian Soekarno. Seperti jas, senang memakai seragam militer, menampilkan pemimpin yang macho dengan suara yang khas. Ia juga menunggangi kuda putih sambil menyalipkan keris di pinggangnya, retorika, berpidato mengunakan mikrofon zaman Soekarno, meski tidak sampai mengusung foto Soekarno.

Pangi menuturkan, Prabowo sering kali mengidentikkan diri sebagai Soekarno. Caranya, Prabowo menampilkan dan menampakkan semangat nasionalisme-ekonomi Soekarno yang ingin membebaskan Indonesia dari cengkeraman asing. rep:c87/c30/c75/antara ed: ratna puspita

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement