Proses pemilihan Presiden (pilpres) 2014 membawa nama Rob Allyn ke permukaan. Rob Allyn adalah seorang konsultan politik yang memenangkan presiden George W Bush dalam pertarungan pemilihan presiden di Amerika.
Saat ini, Allyn disebut sebagai seorang konsultan media untuk calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto. Ia dituduh menjadi dalang atas isu kampanye hitam yang menyudutkan calon presiden nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Allyn, beberapa akademisi dan wartawan disesatkan informasi yang tidak akurat tentang dia dan perusahaannya. Allyn berusaha meluruskan tentang pekerjaan politiknya dengan mem-posting tulisan di New Mandala dengan judul "Setiap suara harus dihitung, setiap suara harus didengar".
Dalam tulisan tersebut Allyn mengatakan, perusahaan yang ia pimpin memiliki sejarah yang bersih dan bekerja hampir di seluruh belahan dunia. Di antaranya Amerika Serikat, Palestina, Meksiko, dan Indonesia.
Dalam menjalankan perannya sebagai konsultan politik, Allyn mengandalkan iklan, terutama yang disiarkan melalui media televisi. "Iklan TV yang efektif berdasarkan penelitian yang baik," ujar Allyn dalam tulisannya.
Dalam memenangkan pasangan Prabowo-Hatta, Allyn mengandalkan kampanye yang bersih dan iklan TV. Ia mengaku cara yang digunakan tersebut menjadi faktor kunci dalam menaikkan elektabilitas Prabowo-Hatta sekitar 30 poin selama dua bulan terakhir.
Kemenangan Prematur
Dalam tulisannya, Allyn mengatakan, hasil hitung cepat atau quick count dan pernyataan kemenangan yang dikeluarkan tim Jokowi merupakan kemenangan prematur. Hal tersebut dikarenakan quick count tersebut dilakukan lembaga survei yang memihak Jokowi. "Bagi mereka yang menyatakan pemilu ini lebih didasarkan pada dugaan quick count yang diproduksi anggota tim kampanye Jokowi, mari kita mengingat fakta-fakta kunci," Tulis Allyn.
Ia menjelaskan quick count tidak mewakili semua jumlah suara di tempat pemungutan suara (TPS) Indonesia. Selain itu, para lembaga survei tersebut menghasilkan penghitungan cepat berdasarkan kurang dari setengah persen.
Ia juga mengatakan, semua direktur lembaga survei merupakan anggota kampanye Jokowi sehingga hasil dari quick count lembaga survei tersebut memenangkan Jokowi-JK. "Pemberian pemilihan berdasarkan penghitungan cepat dari setengah persen oleh lembaga survei Jokowi itu membatasi hak akses lebih dari 99,5 persen dari pemilih Indonesia," ujarnya.
Ia menambahkan, hal tersebut bukanlah bagian dari demokrasi. Hal tersebut dikarenakan dalam demokrasi sejati, setiap suara harus dihitung, dicatat, dan didengar.
Ia berharap pada tanggal 22 Juli mendatang sekitar 130 juta pemilih Indonesia yang memberikan suara dapat menerima hasil yang akan disampaikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi. "Jika setiap suara dihitung, demokrasi Indonesia menjadi pemenang," paparnya.rep:c83 ed: muhammad fakhruddin