Kamis 17 Jul 2014 13:00 WIB

Parpol Koalisi Permanen Mulai Kasak-kusuk

Red:

JAKARTA -- Sejumlah partai politik pengusung koalisi Merah Putih secara permanen mulai menjalin komunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Partai berlambang kepala banteng itu mengklaim sudah ada partai dari pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang ingin merapat dalam koalisi mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Politikus PDIP Pramono Anung menduga koalisi permanen yang dideklarasikan partai pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tidak akan bertahan lama. "Sekarang pun sudah ada kasak-kusuk ada beberapa partai yang ingin bergabung," kata Pramono kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (16/7).

Pramono belum mau menyebut partai mana yang hendak merapat ke kubu Jokowi-JK. Menurutnya, komunikasi politik antara kubu Jokowi-JK dan partai di kubu Prabowo-Hatta terus berlangsung. "Enggak etis saya sampaikan," ujarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Aditya Pradana Putra/Republika

Koalisi Permanen Merah Putih

Menurutnya, kemenangan Jokowi-JK akan menjadi ujian bagi koalisi permanen Prabowo-Hatta. Pramono percaya, akan ada partai di koalisi permanen yang membelot ke Jokowi-JK. "Setelah tanggal 22 Juli ini katakanlah Pak Jokowi-KK menang, saya yakin koalisi permanen umurnya tidak panjang," katanya.

Namun, sebaliknya Pramono tidak berani memastikan apakah kerja sama politik partai pengusung Jokowi-JK akan solid apabila Jokowi-JK kalah dalam pilpres. Pramono berdalih saat ini kubu Jokowi-JK tengah berkonsentrasi mengawal proses penghitungan suara hingga 22 Juli di KPU. "Kami tidak mau berandai-andai. Sekarang kan mending konsentrasi untuk penghitungan suara di tanggal 22 Juli ini dikawal dengan baik," ujarnya.

Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Indra Jaya Piliang, memprediksi usia koalisi Merah Putih hanya berumur sepekan lagi.  Menurut Indra, koalisi Merah-Putih itu akan sobek setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil pilpres pada 22 Juli. Jadi, keadaan akan terbalik. Pasalnya, partai-partai yang tidak tahan di luar pemerintahan bakal balik badan. "Partai-partai itu memerlukan kekuasaan sehingga tidak tahan berada di luar pemerintahan," papar Indra.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo menyatakan, nasib koalisi Merah Putih sangat tergantung dari konsistensi sikap pemegang tongkat estafet kepemimpinan partai berikutnya. Menurut Dradjad, berdasarkan keputusan DPP, sikap PAN sudah jelas, yakni mendukung terwujudnya koalisi permanen dari parpol koalisi Merah Putih.

Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy mengatakan, koalisi permanen yang diusung oleh partai koalisi Merah Putih bersifat mengikat. "Jika sudah ditandatangani tentu akan mengikat, semua partai sudah menandatangani, kecuali Demokrat yang belum," ujar Romahurmuziy.

Ia menambahkan, koalisi ini dibentuk agar parlemen memiliki check and balance yang kuat. "Jika Prabowo menang, maka koalisi ini akan membantu stabilitas pemerintahan, namun jika  Jokowi menang, maka akan berfungsi sebagai  kontrol pemerintahan," ujarnya.

Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, Partai Demokrat berjanji untuk setia bersama koalisi Merah Putih. Meski KPU nantinya memutuskan Jokowi-JK sebagai pemenang, Demokrat berkomitmen untuk bersama-sama partai koalisi berada di luar pemerintahan. "Sama mulianya kok di luar ataupun di dalam (pemerintahan)," katanya. rep:muhammad akbar wijaya/c57/ c83/c30 ed: muhammad fakhruddin

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement