JAKARTA -- Peta koalisi partai menjelang penetapan pemenang Pemilihan Presiden 2014 terus berubah. Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, ada tiga partai yang ingin bergabung ke kubunya.
"Ada satu, dua, tiga. Tapi, tidak usah saya sebut karena belum matang," ujar Jokowi, Senin (21/7).
Capres nomor urut dua tersebut mengatakan, ketiga partai itu sudah menjalin komunikasi dengan timnya. Meski demikian, Jokowi mengaku belum pernah melakukan komunikasi langsung dengan mereka.
Menurut dia, politikus dari ketiga partai itu baru akan dipertemukan dengannya apabila semua perjanjian telah disepakati. "Kalau belum sampai ke saya pasti belum matang. Kalau sudah matang, pasti sampai ke saya," ucap gubernur DKI Jakarta nonaktif tersebut.
Seperti dengan keempat partai lain yang sudah bergabung, Jokowi kembali menegaskan bahwa koalisinya adalah koalisi tanpa syarat. Mantan wali kota Solo itu mengaku tak khawatir koalisinya menjadi koalisi gemuk apabila tiga partai tersebut jadi bergabung.
Bagi Jokowi, koalisi gemuk tak masalah selama tidak mengganjal program pemerintahan ke depan. "Sebetulnya bukan masalah? gendutnya atau tidak gendut. Ya organisasinya bisa bekerja cepat atau tidak. Kalau memberatkan ya lebih baik tidak," katanya.
Calon wakil presiden Jusuf Kalla (JK) mengakui elite partai politik di luar koalisinya banyak yang melakukan silaturahim. "Iya memang sudah banyak yang mengucapkan selamat dan mereka siap untuk bicara," kata JK.
Dia menganjurkan agar para elite parpol tersebut berusaha menahan diri untuk tidak menyatakan apa pun sebelum penetapan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli. Alasannya, kata dia, belum ada keputusan resmi sehingga ia belum mau bertindak, meski komunikasi kepada pengurus parpol koalisi harus tetap terjalin.
Sedangkan tanggapan ketua umum parpol, secara resmi, kata JK, mereka seharusnya mengucapkan selamat setelah KPU mengumumkan Jokowi-JK menang dalam kontestasi itu. Dia mengatakan, belum ada kabar dari Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa yang juga calon wakil presiden nomor urut satu. "Banyak orang bertanya, Pak nanti hub Pak Prabowo. Ya sangat bisa, tapi biasanya yang tidak menang itu yang mengucapkan selamat kepada yang menang," ujar dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, Partai Golkar tidak menutup kemungkinan berpindah haluan pascapemilihan presiden jika pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) ditetapkan sebagai pemenang. Meskipun Partai Golkar secara resmi mendukung pasangan nomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. "Bisa berubah karena kemungkinan dalam politik ya bisa. Kemungkinan itu terbuka," katanya.
Ia menegaskan, salah satu tugas pokok partai adalah membantu pemerintah. Artinya, Partai Golkar akan berada di lingkungan pemerintahan siapa pun yang nantinya menjadi presiden. "Kan sekarang belum tahu pemerintahannya siapa. Kalau Jokowi menang, ya Jokowi yang kita dukung. Saya kira begitu," katanya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengaku belum tahu wacana Golkar merapat ke kubu Jokowi-JK apabila Prabowo-Hatta gagal menjadi presiden dan wakil presiden. "Belum mendengar," kata Fadel.
Fadel merasa lebih cocok apabila pembicaraan soal merapatnya Golkar ke kubu Jokowi-JK dibahas setelah hitung manual suara pilpres pada 22 Juli 2014 di KPU. Untuk saat ini, kata dia, kader dan tokoh Golkar sebaiknya patuh pada keputusan partai mendukung Prabowo-Hatta. "Tunggu 22 Juli. Lihat hasilnya. Baru kita lihat kemungkinan. Kita minta semua solid dulu," kata Fadel. rep:halimatus sa'diayah/andi mohammad ikhbal ed: muhammad fakhruddin