Di sepanjang sejarah Piala Dunia, Italia memiliki ciri khas dan identitas tersen diri.La Nazionale, julukan timnas Italia, dikenal seba gai tim yang begitu andal memainkan sepak bola bertahan. Mampu meredam serangkaian serangan lawan dan kemudian mengejutkan dengan serangan balik cepat, Italia mampu tampil begitu oportunis, efisien, dan pragmatis.
Meski kerap dikritik lantaran me main kan sepak bola negatif, gaya permainan ini terbukti mampu mengantarkan Italia menjadi salah satu tim kuat dengan raihan empat titel Piala Dunia dan satu trofi Piala Eropa.
Namun, dalam satu dekade ter khir, wajah Italia benar-benar berubah. Italia mencoba melengkapi gaya permainan mereka. Tidak hanya mampu ber main bertahan,Gli Azzurri juga terbukti sukses menampil kan gaya permainan yang lebih terbuka, dinamis, terus menekan, dan menyerang.
Hancur lebur di putaran final Piala Dunia 2010, Italia bangkit dengan melaju ke partai final Piala Eropa Piala Dunia, Italia sukses men jadi peringkat ke tiga terbaik di Piala Konfederasi 2013. Rentetan kesuksesan ini tidak terlepas dari revolusi yang dilakukan Ce sare Pran delli.Mantan pelatih Fiorentina itu mampu menyeim bangkan komposisi pemain mu da dan pemain senior di skuat Italia.
Seraya memberi kan kesempatan kepada pemain muda seperti Mario Balotelli dan Marco Ve ratti, Prandelli
juga tidak be gitu saja melepas sejumlah pe main-pemain senior yang telah menja di nyawa dalam permainan Italia, seperti Andrea Pirlo, Daniele De Rossi, dan kiper kawakan Gianluigi Buffon. Dengan didukung kemampuan taktik Prandelli dan kualitas pemain, Italia pun menatap Brasil 2014 dengan optimisme tinggi.
Optimisme itu makin tinggi setelah Italia mampu menorehkan rekor tersendiri dengan memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia saat babak kualifikasi Zona Eropa masih menyi sakan dua partai lagi.
Namun, Italia bukannya tanpa ken dala.Persiapan Azzurri terganggu dengan cedera yang dialami
Riccardo Mon tolivo di laga uji coba akhir pekan lalu. Pun halnya Giuseppe pulih dari cedera sehingga absen di Piala Dunia.
Namun, Prandelli masih memiliki keyakinan terkait kiprah bagus Italia di Brasil 2014. ‘’Kami ingin melaju hingga ke babak final. Skuat ini didesain dengan pemahaman untuk bisa terus melaju ke babak final,’’ kata Prandelli di laman resmi FIFA.
Tantangan terbesar Italia di Brasil 2014 sudah menunggu di putaran grup. Bergabung bersama dua mantan juara dunia di Grup D, Italia sudah harus bertemu Inggris pada laga perdana mereka di Brasil 2014, 14 Juni mendatang, di Stadion Arena Ama zonia, Manaus. Kemudian, setelah berhadapan dengan Kosta Rika pada laga ke dua, 20 Juni, Italia akan langsung menghadapi juara Copa America 2011, Uruguay, di laga pamungkas Grup D.
Prandelli pun sadar dengan tantangan ini.Tiga angka di laga perdana menjadi target pelatih berusia 56 tahun itu. Terlebih, tiga angka itu didapatkan dari salah satu tim kuat Eropa, Inggris. ‘’Tiga angka di laga perdana akan sangat penting buat perjalanan kami di laga-laga selanjutnya. Bahkan,tiga angka itu bisa kami dapatkan dari tim yang cukup kuat,’’ lanjut pelatih yang memulai karier kepelatihannya di Atalanta tersebut.
Prandelli juga menyebutkan, salah satu kekuatan utama Italia saat ini adalah fleksibilitas dalam taktik dan
skema formasi. Di kompetisi perdananya bersama Italia, Piala Eropa 2012, Italia lebih sering menerapkan 3-5-2. Namun, begitu memasuki babak kualifikasi Piala Dunia, Prandelli juga sempat bereksperimen dengan menerapkan formasi 4-3-3 hingga 4-2-3-1 dengan Balotelli sebagai ujung tombak serangan.
‘’Kami tidak mau menjadi tim yang begitu terbatas dalam hal penerapan formasi. Kami memiliki pemain dan
sumber daya yang cukup untuk bisa beradaptasi dengan berbagai gaya permainan,’’ lanjut Pran delli.
Optimisme itu juga diungkapkan oleh kiper veteran Italia, Gianluigi Buffon.Kiper Juventus itu yakin Italia mampu bersaing dengan Inggris dan Uruguay untuk bisa lolos dari fase grup.
Namun, Buffon juga tahu dengan kekuataan yang dimiliki tim Inggris saat ini. Eks penjaga gawang Parma itu melihat, Inggris juga telah melakukan serangkaian perubahan besar-besaran di tubuh timnya dengan mempromosikan sejumlah pemain-pemain muda. rep:Reja Irfa Widodo/ ed: abdullah sammy
**
Fakta Italia
Julukan : La Nazionale, Gli Azzurri
Peringkat FIFA : 9
Top Skorer : Luigi Riva (35 gol)
Caps Terbanyak : Gianluigi Buffon (139 caps)
Kapten : Gianluigi Buffon
Penampilan di Piala Dunia:
17 kali (1934, 1938, 1950, 1954, 1962, 1966, 1970, 1974,
1978, 1982, 1986, 1990, 1994, 1998, 2002, 2010)
Prestasi Terbaik:
Empat kali juara dunia (1934, 1938, 1982, 2006)
Lolos ke Brasil 2014:
Pemuncak klasemen akhir grup B babak kualifikasi
Piala Dunia 2014
SKUAT ITALIA DI BRASIL 2014
Kiper:
Gianluigi Buffon (Juventus), Salvatore Sirigu (Paris St
Germain), Mattia Perin (Genoa).
Belakang:
Andrea Barzagli (Juventus), Leonardo Bonucci
(Juventus), Giorgio Chiellini (Juventus), Gabriel Paletta
(Parma), Ignazio Abate (AC Milan), Mattia De Sciglio
(AC Milan), Matteo Darmian (Torino).
Tengah:
Andrea Pirlo (Juventus), Claudio Marchisio (Juventus),
Thiago Motta (PSG), Marco Verratti (Paris St Germain),
Daniele De Rossi (AS Roma), Antonio Candreva (Lazio),
Marco Parolo (Parma), Alberto Aquilani (Fiorentina).
Depan:
Mario Balotelli (AC Milan), Antonio Cassano (Parma),
Alessio Cerci (Torino), Ciro Immobile (Torino), Lorenzo
Insigne (Napoli).