Kosta Rika bisa lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 berkat kesuksesannya dalam menggalang pertahanan. Ketebalan di lini belakang itu yang bakal menjadi senjata Kosta Rika untuk berjuang di Brasil.
Sebagai tim minim pengalaman, Kosta Rika cukup sadar bahwa mereka bukan tim unggulan. Apalagi, hasil drawing menempatkan mereka di grup D yang merupakan grup maut karena berisikan para mantan juara dunia Inggris, Italia, dan Uruguay. Prinsip Kosta Rika, jika tidak bisa memenangkan pertandingan, harus bisa memastikan untuk tidak menelan kekalahan.
Dengan mengusung formasi 5-4-1, Kosta Rika membuat frustrasi lawan-lawannya dalam babak kualifikasi zona Concacaf. Bryan Ruiz dan kawan-kawan selalu bermain menunggu dan membiarkan pemain lawan menguasai bola. Ketika stamina lawan sudah terkuras karena harus terus bergerak, di saat itulah Kosta Rika mencoba mengambil keuntungan dengan menggencarkan serangan balik.
Pilihan strategi itu membuat Kosta Rika berhasil finis di peringkat dua zona Concacaf. Tim yang baru tiga kali tampil di Piala Dunia ini melaju ke Brasil dengan status sebagai tim paling kuat dalam bertahan. Kosta Rika hanya kebobolan tujuh gol dari 10 pertandingan.
Pelatih Kosta Rika, Jorge Luis Pinto, mengungkapkan, tidak akan mengubah gaya permainan pasukannya. Ia justru menegaskan, terus mempersolid lini belakang agar tidak menjadi bulan-bulanan di fase grup. Ini penting dilakukan untuk mematikan para striker ganas di grup D, seperti Mario Balotelli, Luis Suarez, Edinson Cavani, Wayne Rooney, dan Daniel Sturridge.
Rencana Kosta Rika untuk bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik pun terlihat jelas saat beruji coba kontra Jepang di Amerika Serikat, 2 Juni. Kosta Rika yang mencoba mematenkan formasi 5-4-1, sukses menggagalkan serangan bertubi-tubi yang diluncurkan Jepang pada babak pertama. Sebaliknya, Kosta Rika justru berhasil membuka keunggulan lewat serangan balik pada menit pada menit ke-31 melalui gol Bryan Ruiz.
Sayang, keunggulan Kosta Rika tidak bertahan. Jepang menemukan kelemahan Kosta Rika yang lambat dalam transisi dari menyerang ke bertahan. Dua gelandang jangkar yang harus naik saat membantu serangan, sering lambat turun. Ini yang menimbulkan celah di lini pertahanan Kosta Rika, sehingga membuat Jepang yang memiliki kecepatan bisa mengekspos lini tengah untuk menembus sepertiga barisan pertahanan. Jepang pun akhirnya mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 3-1.
Pinto cukup mengapresiasi anak-anak asuhnya meskipun gagal mempertahankan keunggulan. "Serangan balik kami sangat bagus. Lini pertahanan pun cukup baik. Sayang, terjadi banyak kesalahan pada babak kedua," ungkap Pinto dilansir Japan Times, Rabu (4/6).
Pinto berharap, segala kelemahan yang tampak pada laga kontra Jepang bisa diperbaiki saat akan melakukan persiapan terakhir dalam laga uji coba melawan Republik Irlandia, Jumat (6/6). Pinto harus bekerja lebih keras lagi agar lini tengah tim tidak mudah ditembus. "Para gelandang kami kalah bersaing. Tapi, ini adalah proses dan saya harap bisa diperbaiki pada uji coba selanjutnya," ujar dia.
Penampilan terbaik Kosta Rika sepanjang tiga kali keikutsertannya terjadi pada Piala Dunia 1990 di Italia saat berhasil menembus babak 16 besar. Tapi, pada dua kesempatan lainnya, Kosta Rika secara beruntun langsung tersingkir di fase grup pada Piala Dunia 2002 dan 2006.
Bek Kosta Rika Giancarlo Gonzalez menyebut, kenangan Piala Dunia 1990 itu menjadi inspirasi timnya untuk menghadapi grup maut di Brasil. Dulu, kata Gonzalez, sama sekali tidak ada yang percaya bahwa Kosta Rika bisa lolos dari fase grup karena tergabung di grup sulit bersama Brasil, Swedia, dan Skotlandia. Tapi, nyatanya Kosta Rika bisa melaju ke babak gugur menemani Brasil.
"Kami tergabung di grup maut. Tapi, semua tidak ada yang tidak mungkin. Buktinya, di Piala Dunia 1990 kami bisa melewati fase grup," ujar Gonzalez. rep:satria kartika yudha ed: abdullah sammy
Data Kosta Rika
Julukan: Los Ticos
Pelatih: Jorge Luis Pinto
Kapten: Bryan Ruiz
Caps terbanyak: Walter Centeno (137)
Top skorer: Rolando Fonseca (47)
Peringkat FIFA: 34
Penampilan : 3 (1990, 2002, 2006)
Penampian Terbaik : 1990 (babak 16 besar)
Lolos ke Brasil: Peringkat dua zona Concacaf
Skuat final:
Kiper: Keylor Navas, Patrick Pemberton, Daniel Cambronero.
Bek: Johnny Acosta, Giancarlo Gonzalez, Michael Umana, Oscar Duarte, Waylon Francis, Heiner Mora, Junior Diaz, Christian Gamboa, Roy Miller.
Gelandang: Celso Borges, Christian Bolanos, Esteban Granados, Michael Barrantes, Yeltsin Tejeda, Diego Calvo, Jose Miguel Cubero.
Penyerang: Bryan Ruiz, Joel Campbell, Randall Brenes, Marco Urena.