Selasa 10 Jun 2014 14:00 WIB
samba 2014

Pemersatu Kamerun

Red:

Keraguan terus menyelimuti pemilihan Volker Finke sebagai pelatih kepala timnas Kamerun. Legenda Kamerun, Roger Milla, berada di barisan yang menolak kehadiran pelatih asal Jerman itu.

Menurutnya, pemilihan Finke tidak terlepas dari desakan perusahaan apparel asal Jerman, Puma, yang memang menjadi sponsor utama timnas Kamerun. Selain itu, penyerang Kamerun di dua edisi Piala Dunia itu juga menilai, seharusnya Federasi Sepak Bola Kamerun lebih memberikan kesempatan kepada pelatih-pelatih lokal.

Namun, terlepas dari semua keraguan itu, Finke justru mampu membuktikan kualitasnya sebagai pelatih bertangan dingin. Ditunjuk sebagai pengganti Jean-Paul Akono pada Mei 2013 silam, Finke diharapkan bisa membawa Kamerun berlaga di putaran final Piala Dunia 2014.

Hasilnya, Samue Eto'o dan kawan-kawan mampu memastikan satu tempat di Brasil 2014. Tampil sebagai juara grup I dan kemudian sukses mengempaskan Tunisia pada babak play-off dengan agregat 4-1, Kamerun pun berhasil memastikan putaran final ketujuh mereka dalam sejarah keikutsertaannya di Piala Dunia sejak 1982 silam.

Meski dikritik tidak terlalu memahami sepak bola Afrika, Vinke justru menjadi pelatih yang dikenal kerap mempromosikan pemain-pemain asal benua hitam itu. Selama 16 tahun melatih Freiburg, yaitu sejak 1991 hingga 2007, Finke tidak jarang merekrut pemain-pemain asal Afrika ke klub Jerman tersebut. Kehadiran Finke di timnas Kamerun pun dianggap sebagai salah satu faktor kebangkitan tim berjuluk the Indomitable Lions tersebut usai gagal total di Afrika Selatan 2010 dan dua kali gagal lolos babak kualifikasi Piala Afrika.

Finke adalah pelatih kelima yang direkrut Federasi Sepak Bola Kamerun sejak kegagalan di Piala Dunia 2010. ''Dia mengajarkan kami konsep menghormati rekan setim. Kami harus bisa menghormati semua kerja keras rekan setim kami dan menghormati semua keputusan pelatih soal pemilihan pemain. Kami semua menjadi lebih disiplin dan mengikuti semua instruksinya,'' kata pemain Kamerun, Stephane Mbia, dalam laman resmi FIFA, akhir pekan lalu.

Harmonisasi skuat Kamerun memang menjadi langkah awal yang diambil saat pertama kali menukangi Kamerun. Setelah kegagalan di turnamen internasional dan kompetisi regional, Finke mengakui, tim Kamerun terbelah menjadi dua kubu besar, kubu yang bermain di klub-klub Eropa dan sejumlah pemain lokal. ''Tapi, usai melakukan pembicaraan intensif pada beberapa bulan terakhir, kami telah mencapai kesepakatan. Dipimpin oleh Samuel Eto'o, sudah ada atmosfer bagus di tim ini,'' ujar Finke dalam laman resmi FIFA.

Finke pun mengakui, timnya sebagai salah satu tim underdog pada gelaran putaran final Piala Dunia 2014. Terlebih, mereka bergabung dengan tuan rumah, Brasil, Kroasia, dan Meksiko. Namun, Finke menegaskan, timnya memiliki alasan yang kuat untuk tetap optimis bisa melangkah ke babak 16 besar. Keberadaan Eto'o di lini serang, Alexander Song di lini tengah, dan duet Nicolas N'Koulou serta Aurelien Chedjou di lini belakang, membuat Finke tetap tenang menghadapi turnamen internasional pertamanya sebagai pelatih timnas.

Tidak hanya berbicara soal peluang Kamerun, pelatih yang menguasai bahasa Prancis itu juga menilai, tim-tim asal Afrika memiliki peluang untuk berprestasi bagus di Brasil 2014. Pengalaman sejumlah pemain Afrika yang merumput di liga-liga top Eropa dan besarnya gairah publik Afrika atas sepak bola menjadi faktor utama anggapan Finke tersebut.rep:reja irfa widodo  ed: abdullah sammy

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement