RECIFE -- Salah satu hasil mengejutkan pada matchday pertama putaran grup Piala Dunia 2014 justru terjadi di grup neraka, Grup D. Kosta Rika, yang menempati posisi ke-34 FIFA, malah mampu membalikkan berbagai prediksi dengan kemenangan 3-1 atas juara Copa America 2011, Uruguay, akhir pekan lalu. Namun, kejutan wakil CONCACAF inilah yang akan coba dihentikan timnas Italia dalam laga kedua Grup D, Jumat (20/6) malam WIB.
Maklum, tambahan tiga angka dari laga yang digelar di Stadion Arena Pernambucano itu akan mengantarkan Gli Azzurri memastikan satu tempat pada babak 16 besar. Kemenangan ini akan kian melengkapi kesuksesan membekuk Inggris 2-1 pada laga perdana, akhir pekan lalu. Namun, Italia tidak mau gegabah dalam persiapan mereka untuk menghadapi Joel Campbel dan kawan-kawan.
''Laga kedua akan menjadi laga menentukan buat kami. Saya sempat melihat laga pertama di putaran grup ini dan akhirnya tidak ada tim yang lemah di grup ini. Kosta Rika tahu caranya mengambil kendali permainan,'' kata pelatih Italia, Cesare Prandelli, di ANSA.
Prandelli kabarnya berencana untuk melakukan rotasi pemain di lini tengah dan lini belakang demi menjaga kebugaran anak-anak asuhnya. Namun, Prandelli mengakui, timnya akan mencoba menguasai laga lewat dominasi di lini tengah, seperti saat menghadapi Inggris.
Eks pelatih Fiorentina itu juga memastikan, timnya akan tetap berusaha menjaga keseimbangan permainan antarlini lewat passing-passing akurat. Dengan Andrea Pirlo sebagai poros permainan, Italia siap mendikte Kosta Rika sejak menit pertama.
Sebaliknya, Joel Campbel, yang mencetak satu gol dan satu assist pada laga kontra Uruguay, bakal menjadi salah satu ancaman terbesar buat Italia. Namun, bukan hanya itu kekuatan utama Kosta Rika.
''Penyerang mereka sangat lincah dan cukup kuat seperti pemain-pemain Inggris. Selain itu, mereka mampu tampil solid di lini belakang dan memiliki kualitas di lini serang, terutama pada penyerang mereka,'' ujar gelandang bertahan Italia, Danielle de Rossi, di Associated Press.
De Rossi pun tidak mau begitu saja meremehkan Kosta Rika. Keberhasilan Ticos, julukan Kosta Rika, menaklukkan Uruguay 3-1 menjadi pangkal kewaspadaan gelandang AS Roma itu. ''Hasil itu justru membuat kami mempersiapkan diri lebih baik lagi sama seperti kami bersiap menghadapi Inggris. Mereka adalah tim yang mampu mengejutkan semua orang,'' lanjut De Rossi.
Namun, satu hal yang sempat mengkhawatirkan Italia adalah suhu panas di Recife, salah satu kota di utara Brasil. Berdasarkan pengalaman menghadapi Jepang di Piala Konfederasi 2013, Italia cukup kesulitan bermain di Recife meski akhirnya bisa menang atas Jepang 4-3. Untuk aspek ini, tim besutan Jorge Luis Pinto itu lebih diunggulkan lantaran telah terbiasa dengan iklim tropis.
Perbedaan besar kondisi suhu antara benua Eropa dan benua Amerika akan membuat tim-tim asal Eropa bakal melakukan perubahan taktik maupun strategi permainan dan celah inilah yang akan dimanfaatkan oleh para penggawa Ticos. ''Suhu dan iklim di sini dirasakan sangat sulit buat orang-orang Eropa. Mereka akan beradaptasi dengan kondisi ini, sementara kami sudah terbiasa bermain di suhu dan iklim di sini. Inilah menariknya sepak bola,'' kata winger Kosta Rika, Christian Bolanos, di Reuters, Kamis (19/6).
Pemain Coppenhagen itu mengakui, timnya siap bersaing dalam perebutan ruang di lini tengah dengan para penggawa Italia dan mengambil alih kendali pertandingan. Bahkan, secara khusus Kosta Rika telah menyiapkan strategi khusus untuk membatasi ruang gerak Andrea Pirlo dan menghentikan pergerakan penyerang Italia, Mario Balotelli. Kosta Rika pun siap bermain lepas dan melancarkan serangan ke jantung pertahanan Italia.
''Saat Anda hanya berharap hasil imbang, Anda malah akan mengalami kekalahan. Kami mengincar kemenangan atas Italia, tapi kami harus bisa mengurangi kesalahan-kesalahan yang kerap kami lakukan seperti di babak pertama saat melawan Uruguay,'' ujar gelandang Kosta Rika, Jose Miguel Cubero, di Reuters. ed: abdullah sammy