BELO HORIZONTE - Lionel Messi menjadi juru penolong timnas Argentina ketika mengalahkan Iran, 1-0, di Estadio Mineiaro, Belo Horizonte, Ahad (22/6) dini hari WIB. Tendangannya yang mengarah ke pojok gawang menjelang bubaran tidak mampu dijangkau kiper Alireza Haghighi.
Gol semata wayangnya itu mengakhiri perjuangan timnas Iran yang selama 90 menit tanpa lelah meladeni permainan cepat Tango. Kontribusi bintang Barcelona itu juga memastikan Argentina lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2014.
Messi menjelaskan bahwa gol yang diciptakannya itu merupakan momen indah. Dia juga memuji strategi lawan yang menerapkan penjagaan superketat hingga ia kesulitan untuk menemukan ruang di belakang.
"Segera setelah saya mendapatkan bola, pada ahirnya kami semua menyerang karena kami menginginkan Argentina menang. Sekarang kami lolos ke babak berikutnya dan itu tujuan kami hari ini," katanya kepada The Guardian.
Pelatih Argentina, Alejandro Sabella, sangat bersyukur atas kemenangan yang diraih timnya. Dia menyadari, torehan maksimal itu didapatkan dengan perjuangan susah-payah.
Juru taktik berusia 59 tahun itu menganggap Messi sebagai sang penyelamat (el messiah) pada akhir pertandingan. "Messi adalah penentunya, dia pemain yang hebat," ujar Sabella dilansir Football Italia.
Albiceleste kini memuncaki klasemen Grup F dengan koleksi enam poin dari dua laga. Adapun, Iran baru mengoleksi satu poin, dan akan berjuang menghadapi laga penentu kontra Bosnia-Herzegovina yang sudah dipastikan tersingkir usai kalah dari Nigeria 0-1.
Sabella mengaku, wakil Benua Asia itu memberikan perlawanan yang menyulitkan anak asuhnya. Disaksikan jutaan pasang mata para penggemar timnya, Sabella langsung menurunkan trio penyerang andalannya, Messi, Gonzalo Higuain, dan Sergio Aguero untuk mempertajam serangan.
Melakukan penguasaan bola hampir setengah lapangan, Angel Di Maria dan kawan-kawan terlihat kesulitan menembus tembok pertahanan Iran yang tampil solid pada laga tersebut. Dia menyatakan, penjagaan yang ketat terhadap La Pulga dan kuatnya lini belakang lawan sempat mematikan pergerakan para pemainnya. Namun, tekad terus berjuang selama wasit belum meniupkan peluitnya yang ditunjukkan skuat besutannya membuat Sabella bangga. "Messi dijaga sangat ketat, tapi dia menunjukkan ketekunan, kesabaran, dan sikap pantang menyerah demi menciptakan gol," ujarnya.
Menanggapi kekalahan timnya, pelatih Carlos Quieroz memuji habis daya juang anak asuhnya yang tampil konsisten sepanjang laga. Hanya saja, kelengahan menjaga Messi menjelang laga berakhir berbuah petaka.
Queiroz tidak sedang mencari kambing hitam. Kendati begitu, ia tetap menyayangkan keputusan wasit asal Serbia, Milorad Mazic, yang tidak memberikan hadiah penalti ketika Reza Ghoochannejhad terjatuh di area terlarang setelah terlibat perebuatan bola dengan pemain Argentina.
Dia tak habis pikir dengan keputusan wasit yang tidak menganggap kejadian itu sebagai suatu pelanggaran. Padahal, posisi wasit hanya berjarak lima meter dari tempat kejadian. Keputusan kurang tepat sang pengadil membuat pelatih asal Portugal itu berang. "Messi sangat fantastis, tapi tidak dengan wasit," ujar Quieroz kepada Sportsfan.
Skuat Team Melli itu memang bermain cukup menjanjikan. Mengandalkan serangan balik cepat dan umpan jarak jauh melalui penyerang tunggal, Ghoochannejhad, sempat membuat Argentina kewalahan. Bahkan, tidak jarang penjaga gawang, Sergio Romero, harus berjibaku menghadang serangan para pemain negeri Persia itu.
Oleh karena itu, Queiroz menyatakan, pertandingan yang indah harus dirusak oleh wasit. "Saya punya hak untuk mengatakan itu (protes) dan saya berharap tidak dihukum karena mengatakan kebenaran," ujar eks juru taktik Real Madrid itu.rep:c79 ed: erik purnama putra