Sabtu 05 Jul 2014 19:00 WIB
samba 2014

Cerita di Balik Laga

Red: operator

Piala Dunia mempertemukan berbagai bangsa dari lima benua. Ajang terakbar sejagat ini tak hanya mewakili kepentingan segelintir pemain atau ofisial tim, melainkan mewakili kebanggaan rakyat negaranegara peserta. Tak heran, selalu terjadi gesekan-gesekan, baik di dalam maupun luar lapangan.

Aksi gigitan Luis Suarez terhadap Giorgio Chiellini merupakan contoh paling kasat mata akan panasnya atmosfer Piala Dunia kali ini. Hampir semua kalangan dan media internasional mengecam aksi tersebut. Namun, meski terbukti bersalah, publik Uruguay tetap membela sang pemain de ngan berbagai cara. Selain insiden gigitan Suarez, berikut beberapa cerita menarik di balik laga yang terjadi sepanjang Piala Dunia kali ini.

INSIDEN TURUN MINUM BRASIL-CILE

Panasnya laga babak 16 besar antara Brasil dan Cile menular hingga keluar lapangan. Pada saat jeda turun minum sebuah insiden bentrokan fisik terjadi antara rombongan kedua tim di lorong menuju kamar ganti.

Insiden bermula ketika striker Brasil Fred menepuk belakang kepala pemain Cile Gary Medel.

Aksi Fred menyulut ketegangan antara tim dan ofisial kedua tim.

Buntutnya, ofisial media Brasil, Rodrigo Paiva, kedapatan menyerang pemain Cile, Mauricio Pinilla. Paiva mendapat hukuman skorsing tak bisa mendampingi tim Brasil dalam satu pertandingan atas insiden tersebut. Ia menerima hukuman ini meski masih bersikeras tidak melakukan pemukulan. Paiva beralasan ia hanya mendorong Pinilla untuk membela diri.

Pinilla menyebut hukuman untuk Paiva terlalu ringan. Ia mengklaim, apa yang dilakukan Paiva lebih mengerikan dibanding aksi gigitan Luis Suarez kepada Giorgio Chiellini. "Ada hal yang serius. Ini mengenai citra," kata Pinilla lewat akun twitter-nya. Laga di Belo Horizonte itu akhrinya dimenangi tuan rumah Brasil melalui drama adu penalti.

MISTERI PERFORMA ALJAZAIR

Performa Aljazair sepanjang Piala Dunia 2014 kali ini banyak meng undang decak kagum sekaligus tanda tanya. Tim besutan Vahid Halilhodzic itu mencetak sejarah sepak bola negaranya dengan me nembus babak 16 besar untuk pertama kalinya. Aljazair lolos dari Grup H yang berisi Belgia, Korea Selatan, dan Rusia.

Pada babak 16 besar, Aljazair membuat tim favorit Jerman harus berjuang ekstra keras. Pada 90 menit waktu normal, Sofiane Feghouli dan kawan-kawan berhasil menahan imbang tim Panser. Aljazair baru menyerah lewat dua gol Jerman pada babak perpanjangan waktu.

Yang membuat sebagian orang bertanya-tanya adalah status sebagian besar pemain Aljazair yang menjalani puasa Ramadhan pada saat laga kontra Jerman. Tak bisa dipastikan berapa jumlah pemain yang tetap berpuasa pada laga itu. Sebuah sumber mengklaim, 17 dari 23 pemain Aljazair tetap berpuasa di Brasil. Halilhodzic menegaskan berpuasa adalah hal pribadi antara manusia dengan Tuhan.

Ia menolak mengomentari hal ini dan meminta awak media tidak menanyakannya. Kiper Aljazair, Rais M'Bolhi, mengatakan berpuasa justru semakin meningkatkan semangat juang tim.

DUGAAN SUAP TUJUH PEMAIN KAMERUN

Dugaan skandal suap terhadap sejumlah pemain Kamerun bermula dari laporan yang diturunkan majalah ternama Jerman, Der Spiegel.

Dalam laporannya Der Spiegelmengutip pernyataan Wilson Raj Perumal yang memprediksi laga kedua Grup A akan dimenangkan Kroasia dengan skor 4-0 atas Kamerun. Pria yang telah terbukti bersalah atas sejumlah praktik pengaturan skor itu juga menyebut akan ada satu pemain Kamerun yang mendapat kartu merah para babak pertama.

Prediksi pria asal Singapura itu menjadi kenyataan. Perumal menyebut ada tujuh pe main Kamerun yang menerima suap pada laga tersebut. Ia menyebut pemain-pemain tersebut sebagai `tujuh apel busuk'. Otoritas sepak bola Kamerun dengan izin FIFA pun menggelar investigasi atas dugaan suap tersebut.

Belakangan, Perumal menampik telah mengeluarkan prediksi laga Kroasia kontra Kamerun. Ia menuding Der Spiegeltelah merekayasa pernyataannya. Menu rut dia, wawancara me lalui akun Face bookdengan se orang jurnalis Der Spiegeldilakukan se telah pertandingan Kroasia versus Ka merun selesai ber langsung.

PERPECAHAN INTERNAL GHANA

Kamar ganti Ghana dilanda perpecahan menjelang laga pamungkas Grup G kontra Portugal. Dua pemain bintang skuat the Black Stars, Kevin-Prince Boateng dan Sulley Muntari dipulangkan akibat aksi indisipliner. Selepas pemulangan Boateng dan Muntari, Ghana takluk 1-2 oleh Portugal dan gagal lolos ke babak 16 besar.

Otoritas sepak bola Ghana (GFA) menyata kan, Boateng dipulangkan karena melontarkan serangan verbal terhadap pelatih Kwesi Appiah.

Sedangkan, Muntari terbukti bersalah menyerang salah seorang anggota komite eksekutif GFA. Appiah mengatakan, kedua pemain masih bisa dipanggil membela tim nasional pada masa mendatang apabila mam pu menunjukkan performa baik. Sebelumnya, kamar ganti Ghana juga dilanda perpecahan aki bat ancaman boikot dari para pemain terkait bonus yang belum dibayarkan. Para pe main meng ancam menolak tampil pada laga kontra Portugal jika uang bonus belum dicairkan. Merespons tuntutan ini, Pemerintah Gha na mengi rimkan uang bonus senilai total tiga juta dolar AS (Rp 35,7 miliar) dengan pesawat sewaan sebelum laga berlangsung. rep:Adi Wicaksono ed:israr itah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement