BUENOS AIRES -- Kerusuhan terjadi di Buenos Aires, Argentina. Fans La Albiceleste berbuat onar karena tim kesayangannya gagal menjuarai Piala Dunia 2014 usai ditaklukkan Jerman dengan skor tipis 0-1.
Ribuan penduduk Argentina berkumpul di monumen Obelisk untuk nonton bareng pertandingan. Tempat ini sakral yang biasanya dijadikan fans Argentina merayakan kemenangan.
Seperti dilansir Independent, situasi kondusif berubah menjadi genting ketika Jerman mencetak gol kemenangan pada babak perpanjangan waktu melalui Mario Goetze. Beberapa kelompok suporter yang tadinya bersorak-sorak dan berjingkrak di atas bus sontak berbuat onar dengan merusak toko-toko. Ada yang melempar dengan batu dan merusak dengan menggunakan benda keras.
Kerusuhan pecah ketika polisi mencoba membubarkan massa dengan menyemprotkan gas air mata dan menembakkan peluru karet. Bukannya bubar, sebagian besar fans yang mabuk berat itu pun melakukan perlawanan, sehingga terjadi bentrokan.
Polisi setempat menangkap sedikitnya 60 suporter atas kerusuhan tersebut. Sementara, sekitar 20 petugas kepolisian dilaporkan mengalami luka-luka.
Sebenarnya, hanya sebagian suporter yang berbuat rusuh. Sebagian besar publik Argentina tetap merasa bangga dengan apa yang dicapai Lionel Messi dkk.
"Setidaknya, kami lebih baik daripada Brasil," kata Juarez, salah satu suporter yang datang ke monumen Obelisk. "Tidak perlu ada yang disesali walaupun sebenarnya kami sedih. Pemain sudah berjuang mati-matian," timpal suporter lainnya, Horacio Laseiras.
Di Jerman, para suporter merayakan kemenangan tim kesayangannya dengan cara yang berbeda-beda. Di gerbang Bradenburg, misalnya, mereka merayakannya dengan berpesta kembang api. Para fans juga banyak yang turun ke jalan dengan kendaraan untuk berkonvoi.
Presiden Jerman Jachim Gauck deg-degan menyaksikan pertandingan final kontra Argentina ini. "Pertandingan yang mendebarkan. Saya sampai gemetar," kata Gauck dilansir Reuters.
Sementara itu, salah satu suporter Jerman Marcus Angrick terharu atas kesuksesan Joachim Loew yang kembali menjadi juara setelah terakhir kali merasakannya pada 1990. "Kami tidak ingin menunggu lebih lama. Tim bermain sangat bagus," ujar Marcus Angrick.rep:satria kartika yudha ed: abdullah sammy