Sabtu 30 Aug 2014 14:30 WIB

Wajah Parlemen Baru tak Menjanjikan

Red: operator

JAKARTA -Wajah baru DPR dan DPD periode 2014-2019 diperkirakan tidak akan lebih baik diban dingkan parlemen periode sekarang. Komposisi caleg terpilih dikhawatirkan tidak akan meningkatkan kinerja parlemen.

"Wajah DPR nanti kalaupun bisa sama dengan DPR periode 20092014 saja sudah bagus. Tapi, dari komposisinya agak mengkhawatirkan ada kemungkinan lebih buruk,"kata pemerhati pemilu legislatif sekaligus wartawan senior Republika, Harun Husein, dalam diskusi bertajuk "Wajah Baru Parlemen", di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (29/8).

Harun mengatakan, komposisi anggota DPR yang akan dilantik pada 20 Oktober nanti terdiri atas 243 calon petahana. Sementara, 56 persen atau 317 orang sisanya merupakan wajah baru. Untuk anggota DPD, 70 persen di antaranya merupa kan pendatang baru.

Menurut dia, ada dua persoalan hulu yang memungkinkan anggota DPR nanti tidak bisa bekerja lebih optimal. Pertama, proses rekrutmen dan kaderisasi dari parpol yang mencalonkan mereka. Pemilu Legislatif 2014 didominasi oleh catatan buruk tentang tingginya politik transaksional.

Kedua, lanjut Harun, sistem proporsional terbuka yang mau tidak mau membuat partai politik lebih mengutamakan caleg dengan tingkat keterpilihan lebih tinggi. Sayangnya, caleg-caleg tersebut di dominasi oleh caleg yang lebih mengutamakan popularitas dan uang.

 

Penulis buku Pemilu Indonesia:Fakta, Angka, Analisis, dan Studi Banding itu mengungkapkan, DPR periode 2009-2014 hanya berhasil menyelesaikan 17 dari 75 rancangan undang-undang (RUU) yang ditargetkan. Dari 17 UU, yang masuk dalam Prolegnas hanya tujuh UU.

Untuk perbaikan ke depan, menurut Harun, penerapan sistem proporsional terbuka perlu dikaji ulang.Sistem proporsional tertutup dinilainya lebih ideal, apalagi pada 2019 akan dilakukan pemilu serentak.

Dosen Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia Panji Anugrah Permana juga menyampaikan pendapat senada. Dari komposisi caleg terpilih, menurutnya, gejala paling menarik adalah menguatnya jaringan kekerabatan.

Sebagian besar lagi dari kalangan elite dan keluarga elite partai."Dari 13 persen adalah migrasi elite lokal. Kalau DPD, sebagian besar adalah elite yang membangun basis massa di tingkat lokal," kata Panji.

Anggota DPD Abdul Gafar Usman mengatakan, wajah DPD yang akan didominasi muka baru merupakan tantangan tersendiri. Lantaran DPD masih memiliki pekerjaan rumah untuk melakukan amendemen UU MPR, DPR, DPRD, dan DPD. rep:ira sasmita ed: fitriyan zamzami

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement