JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan tanggapan perihal polemik pengadaan kendaraan dinas bagi para menteri/pejabat setingkat menteri, mantan presiden dan mantan wakil presiden. Menurut Presiden, pengadaan tersebut pada dasarnya merupakan tugas, pokok, dan fungsi Kementerian Sekretariat Negara ketika masa bakti kabinet akan berakhir.
Hal serupa pun telah dilaksanakan pada medio 2004 dan 2009. Namun, karena telah menjadi isu publik, pemerintah melalui Setneg memutuskan untuk menghentikan pengadaan. "Mensesneg sudah menjelaskan, tapi saya akan garis bawahi lagi nanti. Apa yang akan saya lakukan selaku presiden agar tidak menjadi polemik yang tidak perlu," ujar SBY, di Kantor Kepresidenan, Kamis (10/9).
Ia mengatakan, tak ingin bersitegang dengan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) terkait isu tersebut. "Saya juga tidak ingin diadu-adu dengan presiden terpilih Joko Widodo, karena justru niat saya adalah membantu beliau," ujar Presiden kala membuka rapat terbatas di kantornya, Kamis (11/9).
Pengadaan kendaraan dinas bagi para menteri/pejabat setingkat menteri, mantan presiden dan mantan wakil presiden telah dihentikan dan diserahkan kepada pemerintahan mendatang. Keputusan ini disampaikan Sesmensesneg Taufik Sukasah dalam keterangan pers, Rabu (11/9) malam. Sebelumnya, PT Mercedes-Benz Indonesia telah ditetapkan sebagai pemenang dengan nilai Rp 91,994 miliar untuk 72 unit kendaraan jenis E 400 AMG FL (W212).
Jokowi merespons positif keputusan Kementerian Sekertariat Negara yang membatalkan lelang pengadaan mobil dinas baru bagi menteri periode 2014-2019. "Ya bagus sekali, artinya kita memulai untuk berhemat," ujar gubernur DKI Jakarta tersebut di Balai Kota DKI, Kamis (11/9).
Jokowi menilai, menteri tak membutuhkan mobil dinas baru. Pengadaan mobil dinas juga tak perlu rutin dilakukan tiap ganti pemerintahan. Di Pemprov DKI saja, menurut Jokowi, tak ada pengadaan mobil dinas baru bagi pejabat.
Menurut dia, mobil dinas menteri saat ini, yakni Toyota Crown Royal Saloon seharga sekitar Rp 1 miliar, kondisinya masih bagus. Sekalipun sudah dipakai selama lima tahun. "Mobil saya saja sudah 10 tahun masih enak," ujar mantan wali kota Solo tersebut.
Jokowi mengatakan, tidak tertutup kemungkinan menteri di kabinetnya nanti akan menggunakan kendaraan buatan dalam negeri, seperti mobil Esemka. "Ya bisa saja (pakai Esemka). Nanti setelah 20 Oktober saya bicara lagi," ujar Jokowi.
Nama Jokowi sempat melambung saat masih menjabat sebagai wali kota Solo pada 2012. Saat itu, dia memperkenalkan mobil rakitan siswa SMKN 2 Surakarta. Mobil buatan anak negeri yang dinamakan Esemka tersebut sempat dijadikan sebagai mobil dinas oleh Jokowi.
Esemka sempat hendak dijadikan mobil nasional. Namun, mobil tersebut mengalami dua kali tak lolos uji emisi sehingga harus dikembangkan kembali. rep:muhammad iqbal/halimatus sa'diyah ed: fitriyan zamzami