Wacana bergabungnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN) mengubah postur koalisi partai politik (parpol) pendukung presiden-wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dari koalisi ramping ke koalisi gemuk. Sayangnya, pembengkakan postur koalisi ini tidak diikuti dengan bertambahnya jumlah pos kementerian untuk parpol.
Wakil presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) mengklaim jumlah kursi kabinet untuk partai politik tetap berjumlah 16 pos kementerian meski koalisinya nanti diprediksi bertambah besar. Namun, seperti apa alokasi pembagian jatah tersebut belum ada pembahasannya.
Foto:Republika/ Tahta Aidilla
Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019, Joko Widodo dan Jusuf Kalla berbicara kepada media usai rapat tertutup di Rumah Transisi, Jakarta, Kamis (28/8).
JK mengatakan, sejauh ini belum ada pembagiannya seperti apa alokasi untuk sejumlah parpol yang hendak merapat, seperti PPP dan PAN. Belum lagi, potensi koalisinya Partai Demokrat dan Golkar, tentu perlu tambahan jatah pos kementerian. "Tetap 16 pos kementerian. Belum dibagi, belum diatur alokasinya," kata JK kepada Republika seusai menghadiri acara PMI di Cikarang, Rabu (24/9).
Selain itu, skema pembagian jatah kursi menteri parpol PDI Perjuangan 5 kementerian, Partai Nasdem 3 kementerian, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 3 kementerian, Partai Hanura 2 kementerian, dan Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) Indonesia 1 kementerian, kata JK, belum ada pembahasan hitungannya. Ia pun tak menjawab banyak dan langsung tertawa atas pertanyaan itu.
Deputi Tim Transisi Eko Putro Sandjojo mengatakan, jatah kursi untuk pos kementerian bergantung kepada presiden-wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Menurutnya, tim tak membahas alokasi tersebut. Tim hanya membahas seperti apa kriteria calon menteri pada pemerintahan mendatang, itu pun ada pertimbangan chemistry.
Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto mengatakan, pihaknya telah menyaring 2.800 nama untuk dicalonkan sebagai menteri pada kabinet Jokowi-Jusuf Kalla. "Hingga saat ini, sudah tersaring 200 nama dan masih dipersiapkan untuk mengisi 34 posisi menteri di kabinet mendatang," kata Andi.
Ia menjelaskan, sampai saat ini Tim Transisi masih terus berupaya mematangkan 18 nama calon menteri dari profesional, sedangkan calon menteri dari partai belum mengalami perkembangan. Menurut dia, seleksi calon menteri itu tidak menitikberatkan pada komposisi kursi bagi profesional ataupun calon yang diajukan dari partai koalisi agar mendapatkan kualitas pemimpin yang baik secara objektif.
rep:aaandi mohammad ikhbal ed: muhammad fakhruddin