JAKARTA — Penguasaan struktur pimpinan DPR dan MPR dianggap sebuah kekalahan besar Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Pengamat Politik dari Indo Barometer, Muhammad Qodari, mengatakan bahwa Joko Widodo (Jokowi) kuat di level bawah, tapi lemah di level atas.
“Ini kekalahan dan kesalahan dari keseluruhan KIH, bukan cuma Puan Maharani sebagai Ketua Fraksi, tapi Jokowi, Jusuf Kalla (JK), dan semua pimpinan partai di KIH,” kata Qodari saat dihubungi Republika, Rabu (8/10).
Ia menilai bahwa kekalahan tersebut disebabkan kalah dalam strategi dan komunikasi politik dengan Koalisi Merah Putih (KMP). Dalam politik, ia melanjutkan, harus bisa memengaruhi dan merangkul berbagai macam kelompok tidak cuma masyarakat, tapi juga elite.
Foto:Republika/Agung Supriyanto
PPP Bergabung Dengan Koalisi Indonesia Hebat
(dari kiri) Ketua Fraksi PPP di MPR, Irgan Chairul Mahfidz. Sekertaris Fraksi PPP, Zainut Tauhid Sa'adi. Ketua Fraksi Pdip di MPR, Ahmad Basarah serta Sekertaris Jendral PPP, Romahurmuziy bersalaman saat bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/10).
Menurutnya, Jokowi maupun KIH harus bisa membedakan antara masa kampanye dan masa memerintah. Masa kampanye yang menentukan merupakan masyarakat apalagi pemilihan presiden secara langsung. Sedangkan, dalam proses pemerintahan dikerjakan oleh elite. Jika tidak bagus dalam strategi dan komunikasi politik, akan kalah.
Oleh sebab itu, Qodari menilai Jokowi dan KIH harus merombak tim kerja. Perombakan harus melibatkan orang yang berpengalaman dan canggih dalam melakukan komunikasi politik. Sebab, kekalahan 5:0 dengan KMP merupakan bentuk kegagalan total. “Harus ada perubahan strategi dan komunikasi politik, termasuk Bu Mega (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri),” ujarnya.
Perebutan kursi pimpinan DPR dimenangkan KMP dengan komposisi Ketua DPR Setya Novanto dari Partai Golkar. Sedangkan struktur pimpinan MPR, yakni Zulkifli Hasan dari PAN sebagai Ketua MPR, Muhyidin dari Partai Golkar, Hidayat Nur Wahid dari PKS, EE Mangindaan dari Partai Demokra,t dan Oesman Sapta Odang dari DPD sebagai Wakil Ketua MPR.
Pengamanan Pelantikan
Manuver Koalisi Merah Putih (KMP) yang menguasai struktur pimpinan DPR dan MPR membuat situasi politik semakin dinamis menjelang pelantikan Jokowi-JK pada 20 Oktober 2014. Mabes Polri pun menyiapkan pengamanan acara akbar untuk mengantisipasi gejolak di Tanah Air.
Kabareskrim Polri, Komisaris Jenderal Suhardi Alius, mengatakan bahwa Kapolri Jenderal Sutarman bakal mengumpulkan seluruh kapolda se-Indonesia untuk melakukan koordinasi. “Terus, yang jelas kesiapan aparat, perintah Kapolri semua situasi kita jaga dengan baik,” katanya.
Pihaknya juga meminta bantuan dari media dan masyarakat agar situasi kondusif. Ia juga meminta pemberitaan yang konstruktif dan meminta informasi apa pun untuk disampaikan.
Terkait jumlah personel, Kabareskrim mengatakan bahwa hal itu merupakan tugas dan wewenang bagian operasional. rep:c87 ed: muhammad fakhruddin