Ibarat pameo yang beredar di masyarakat, kerja salah tak kerja juga salah. Ini ibarat peribahasa buah simalakama yang terjadi pada menteri-menteri Kabinet Kerja yang terus menjadi sorotan.
Mereka menunjukkan aksi nyata pun masih dicurigai sebagai bentuk pencitraan. Namun, menteri-menteri tersebut tak seluruhnya mengambil pusing cibiran tersebut.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, misalnya, tidak mempersoalkan berbagai cibiran yang ditujukan kepadanya. Ini terkait dengan aksi lompat pagarnya ke penampungan TKI beberapa waktu lalu.
"Kalau misalnya pakai bahasa anak muda sekarang, orang mau bilang apa, EGP (emang gua pikirin). Kagak. Ya gitu aja kalau aku," ujar Hanif, Senin (10/11).
Yang terpenting baginya adalah misinya membawa niat baik dan tulus. Ia berusaha memperhatikan aspirasi para calon-calon tenaga kerja Indonesia dan calon-calon pahlawan devisa ini. "Saya ingin memastikan setiap pelayanan dan perlindungan terhadap mereka ini harus dioptimalkan. Itu saja," katanya.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Tranmigrasi Marwan Jafar bahkan berniat untuk melakukan kunjungan kerja lapangan seminggu sekali. "Iya, saya mau turun langsung ke lapangan satu minggu sekali. Kalau sekarang tuh blusukan-lah istilahnya," kata Marwan, Selasa (11/10).
Menurutnya, turun ke lapangan sangat penting bagi kinerja kementeriannya. Sebab, masalah desa sangat kompleks sehingga perlu dipahami dengan sungguh-sungguh.
Seorang staf kementerian berharap blusukan Marwan harus disesuaikan dengan kebutuhan kerja. "Bagus blusukan-nya. Tapi jangan blusukan terus, nanti malah jadi jalan-jalan," kata Ana, staf Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) bidang Transmigrasi.
Menurut Ana, kunjungan menteri ke daerah memang telah ada sejak dulu, tetapi tidak sesering seperti apa yang telah direncanakan Marwan. Namun, tentu saja kunjungan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan kerja kementerian. "Pasti Pak Menteri dan jajarannya lebih paham seberapa penting kunjungan tersebut dilaksanakan," katanya.
Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengaku mendukung aksi para menteri tersebut. Indroyono mengatakan bahwa memang tugas menteri untuk tahu permasalahan di lapangan. "Bagus, ‘kan? Tugas menteri teknis memang turun ke lapangan," katanya. n c89/c85 ed: muhammad hafil