JAKARTA -- Sejumlah partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan pemerintah. Partai Gerindra menyatakan, tak masalah jika harus berjuang sendirian.
''Tidak ada masalah, dari dulu Gerinda punya sikap, walaupun sendirian tidak masalah,'' kata politikus Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Kamis (7/1).
Menurutnya, Prabowo sebagai ketua umum Partai Gerindra juga mengatakan, walaupun partainya ditinggal sendiri, hal itu tidak masalah. Tapi, lanjut Fadli, sejauh ini dalam komunikasi politik, KMP tetap dibutuhkan sebagai kekutan untuk pengawasan.
''Kalau semua mendukung pemerintah, nanti apa yang salah (dalam pemerintah), semuanya jadi benar,'' ucap dia.
Mengenai pernyataan Partai Golkar yang hendak menjadi partai pendukung pemerintah, Fadli menyatakan, hal tersebut merupakan pernyataan pribadi. Sehingga, belum bisa disimpulkan bahwa Partai Golkar benar-benar merapat ke pemerintah.
''Sejauh ini, kita melihat wacana berdasarkan keputusan resmi. Kalau dari Gerindra, jelas kita memutuskan berada di luar pemerintah. Ini sikap Gerindra demi kebaikan demokrasi kita, kebaikan bagi rakyat,'' ucap dia.
Ketua DPP Partai Gerindra Desmon J Mahesa mengaku, KMP berada di ujung tanduk. Sebab, beberapa partai di KMP memberikan sinyalmen untuk merapat ke pemerintah.
Partai Gerindra saat ini dinilai telah ditinggal sendiri di KMP, di mana Partai Amanat Nasional (PAN) sudah terlebih dahulu bergabung ke pemerintah. Sementara, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah memberikan tanda-tanda hengkang dari koalisi yang dikomandoi oleh Prabowo Subianto tersebut.
"Betul, (KMP) dapat dikatakan bubar karena saat ini, kalau Gerindra sudah sendiri di KMP," kata Desmond kepada wartawan, Kamis (7/1).
Wakil Ketua Komisi III DPR itu mengungkapkan bukti bahwa Partai Gerindra tinggal sendiri di KMP adalah saat DPR membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 di Badan Anggaran (Bangar). Saat itu, seluruh fraksi di DPR setuju penyertaan modal negara (PMN) kepada perusahaan BUMN kecuali Partai Gerindra.
"Kan sembilan fraksi setuju PMN dimasukkan, seharusnya BUMN memberikan keuntungan ini malah akan diberikan modal. Tapi, akhirnya pemerintah menolak dimasukkannya PMN itu dalam APBN," ucap dia.
Desmond bahkan berkelakar, terbentuknya KMP usai Pemilu Legislatif 2014 sekadar untuk lucu-lucan saja, bagi para pendukung Prabowo Subianto dalam Pemilu Presiden, lalu. "Jadi, tinggal tunggu waktu saja. Enggak ada guna, hanya untuk lucu-lucuan saja KMP ini," ujar dia.
Meski demikian, Desmond menyatakan, Gerindra tidak masalah meski hanya sendirian. Menurutnya, bubarnya KMP juga karena pemerintahan Jokowi mengakomodasi kepentingan partai yang sebelumnya di luar koalisi.
"Adanya KMP karena Jokowi tidak mengakomodasi pendukung Prabowo, tapi sekarang kan mengakomodasi. Bagi partai-partai pragmatis, pasti merapat ke sana. Bagi Gerindra, enggak ada masalah, yang bagus kita dukung yang tidak prorakyat kita lawan," jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengapresiasi keputusan partai-partai yang tergabung dalam KMP jika benar hendak bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah.
"Ya baguslah. Semua yang mendukung pemerintah tentu kita apresiasi. Baguslah, ya pemerintah ini kan menjalankan program untuk rakyat," kata JK, Selasa (5/1). Ed: muhammad hafil
***
infografis
Yang Ingin Bergabung dengan Pemerintah:
* PAN
Bergabung dengan pemerintah pada 2 September 2015 lalu
* PKS
- PKS menyatakan menjadi oposisi loyal yang mendukung pemerintah pada 21 Desember 2015, namun menyatakan masih tetap di KMP.
* Golkar
- Golkar kubu Ical yang pro KMP ingin mendukung pemerintah pada Rapat Konsultasi Nasional 5 Januari 2016.
* PPP
PPP kubu Djan Faridz yang pro-KMP menyatakan mendukung pemerintah. Namun, PPP tak mau berada di kubu KMP ataupun KIH.
Sumber: Pusat Data Republika