Foto : Republika/Rizky Suryarandika
TASIKMALAYA -- Istri calon wali kota Tasik Dicky Candra, Rani Permata, curhat setelah mengalami penolakan dari warga saat mengisi acara tausyiah di sebuah masjid di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Ternyata, penolakan itu pun bukan yang pertama kali terjadi.
Tim advokasi pasangan Dicky Candra-Denny Romdony, Ecep Jamaludin, menilai penolakan itu terjadi karena suami Rani adalah calon wali kota yang ikut dalam pilkada Februari nanti. Dicky malah akan melawan dua calon wali kota pejawat. Ia menyebut penolakan paling baru terhadap Rani terjadi pada Jumat 30 Desember siang. Bahkan, menurut dia, penolakan diikuti ancaman ketika ia ingin mengisi acara keagamaan di sebuah masjid di Cicariang, Kecamatan Kawalu.
"Padahal, Rani diundang oleh ibu-ibu majelis taklim di Cicariang untuk mengisi tausiyah. Tetapi, pada Jumat siang, dia mendapatkan kabar bahwa ada sekelompok warga yang menolak Rani ceramah di lingkungannya. Bahkan, warga yang menolak tersebut memaki warga yang mengundang Rani untuk ceramah," kata Ecep kepada wartawan, Ahad (1/1).
Kata dia, pelaku penolakan sampai mengeluarkan kata-kata kasar kepada warga pengundang Rani atas nama Muni. Akibat tindakan itu, Muni pun menangis, terlebih ia sempat dimarahi di depan umum.
"Kamu berani-beraninya ngundang si Rani ke sini. Jika si Rani sampai datang, kamu perang dengan saya," ujarnya selaku mencontohkan ancaman pelaku ke Muni.
Penolakan terhadap Rani ternyata bukan yang pertama kali. Ia menjelaskan, Rani pernah tiga kali ditolak ketika ingin mengisi tausiyah di daerah Paseh dan Yudanagara.
Tim advokasi Dicky-Denny berencana melaporkan kasus penolakan ini ke polisi dan panwaslu. Menurut dia, pelaku melanggar pasal 175 mengenai menghalang-halangi seseorang untuk melakukan pertemuan keagamaan. Selain itu, ia mengatakan, pihaknya telah mempunyai sejumlah saksi mengenai kejadian tersebut.
"Kami akan lapor ke panwaslu terkait pelanggaran pidana pemilunya. Kami ada saksi dari RW setempat, Ibu Muni, dan ibu-ibu pengajian," terangnya.
Kiprah Rani Permata untuk mendukung suaminya ini dalam pilkada bukan yang pertama. Sebelumnya, dia juga membuat program menginap di rumah warga sebagai bentuk pengenalan kepada masyarakat. Rani mengatakan, ide program kampanye Sehari Bersama Teh Rani lahir atas pemikirannya. Ia menilai, guna memperoleh empati masyarakat, ia tentunya perlu meraih simpati lebih dulu. Menurut dia, program tersebut mampu menumbuhkan simpati pada masyarakat terhadap paslon (pasangan calon) Dicky Chandra-Denny Romdoni di Pilkada Tasik kali ini.
"Karena tujuan kita cari simpati masyrakat, dari simpati menjadi empati. Ini juga membantu suami sampaikan visi-misi dengan program sehari bersama Teh Rani supaya bisa mendekatkan diri kepada masyarakat. Ini ide saya, tapi sudah izin ke Kang Dicky. Alhamdulilah, direstui," katanya kepada wartawan.
Ia mengatakan, nantinya program ini akan menyasar 10 kecamatan di Kota Tasik. Agar semua kecamatan mempunyai kesempatan yang sama, Rani akan menginap di kecamatan berbeda tiap pekannya. Ia menampik kegiatan ini sebagai modalnya mengenal politik. Sebab, menurut dia, upaya ini semata-mata untuk membantu mendongkrak elektabilitas sang suami.
"Niatnya bukan ingin calonin lagi kapan-kapan, tapi supaya tahu saja Kota Tasik seperti apa. Jadi saya nginap di gubuk-gubuk supaya bisa merasakan susahnya mereka dan belajar bersyukur dalam setiap kegiatan. Ketika sudah dekat dengan masyarakat, mereka tidak segan-segan sampaikan harapannya," ujarnya.
Ia mengatakan, nantinya program ini akan menyasar 10 kecamatan di Kota Tasik. Agar semua kecamatan mempunyai kesempatan yang sama, Rani akan menginap di kecamatan berbeda setiap pekannya. Ia menampik anggapan yang menilai kegiatan ini sebagai modalnya mengenal politik. Sebab, menurut dia, upaya ini semata-mata untuk membantu mendongkrak elektabilitas sang suami. rep: Rizky Suryarandika ed: Muhammad Hafil