Pengamat Pendidikan dari Lembaga Pendidikan Karakter Education Consulting
Doni Koesoema A
Mengapa tawuran terus terjadi?
Tawuran ini tidak akan pernah berhenti karena pemerintah tidak pernah serius menanganinya. Kemendikdud, Dinas Pendidikan, dan kepolisian belum serius menangani tawuran. Makanya, ini terus terjadi. Aturan di sekolah juga banyak yang tidak dilaksanakan dengan baik. Guru tidak memahami manajemen sekolah. Misalnya, masa orientasi siswa (MOS) mengandung kekerasan, guru diam saja, tidak melakukan apa-apa. Anak yang mengikuti MOS masih disuruh menggunakan caping atau atribut lain yang tidak masuk akal. Ini bisa memicu tawuran.
Hal lainnya?
Anak-anak kini diajarkan kalau kekerasan dilakukan bersama-sama atau kolektif, maka hal itu tidak disalahkan. Misalnya saja, ada kelompok radikal yang suka melakukan kekerasan saat sweeping. Anak-anak sekolah meniru itu lewat TV. Apalagi, polisi juga diam saja. Makanya, anak-anak tidak takut ikut tawuran sebab kalau kelompoknya besar polisi tidak berani berbuat apa-apa. Mereka merasa kalau melakukan kekerasan bersama-sama tidak masalah. Sebab, aparat diam saja.
Bagaimana cara mengurangi tawuran?
Caranya dengan menghapuskan seragam sekolah para pelajar. Anak-anak merasa terkotak-kotak dan berbeda karena adanya seragam yang membedakan antara satu dan lainnya. Kalau pelajar tidak menggunakan seragam, mereka tidak akan merasa berbeda antara satu dan lainnya, menyatu. Selain itu, kurikulum yang diajarkan kepada anak-anak harus mengandung pendidikan untuk bersikap lebih toleran terhadap orang lain yang beda suku, agama, ras. Kalau ada anak yang melakukan tawuran yang termasuk tindakan kriminal, harus diserahkan kepada polisi. Namun, bukan berarti anak harus dikeluarkan dari sekolah sebab fungsi sekolah itu untuk mendidik, bukan menghakimi. Kalau anak sekolah sampai dipenjara itu berbahaya.
Apa bahayanya?
Kalau di penjara, mereka bertemu orang-orang baik mungkin tidak apa-apa. Kalau bertemu dengan para kriminal kelas atas, akan berbahaya bagi kondisi jiwa sang anak. Kalaupun harus dikeluarkan dari sekolah, harus melalui berbagai proses yang memang membuat ia pantas dikeluarkan, jangan dikeluarkan begitu saja.
Memang tawuran susah berhenti karena di sekolah-sekolah masih ada tradisi kekerasan, seperti MOS. Kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam maupun karate kadang diwarnai dengan kekerasan yang dilakukan atas nama untuk menempa fisik dan mental. Itu harus dihentikan. Anak sekolah, apalagi sipil, tidak perlu ditempa layaknya tentara.
Terkadang masyarakat takut melerai anak yang tawuran, apa yang harus dilakukan?
Makanya, perlu dibangun sebuah hotline yang dikelola pemerintah untuk melaporkan kekerasan apa pun, seperti tawuran, kekerasan yang dilakukan guru kepada siswa, kekerasan yang dilakukan antarsiswa. Hotline ini harus dikelola dengan baik dan mampu melindungi identitas pelapor dengan baik. Kalau hotline ini ada, misalnya akan terjadi tawuran, lalu dilaporkan secara cepat melalui hotline, ini diharapkan bisa dicegah. Namun, hotline ini harus dikelola oleh orang-orang yang benar. Sebab, kalau yang mengelola orang yang tidak benar, maka bisa menjadi ajang korupsi dan pemerasan kepada kepala sekolah yang siswanya tawuran.rep: dyah ratna meta novia ed: eh ismail